Sumur Warga Mengering Akibat Pengeboran Air Tanah
Selasa, 22 Desember 2009 12:49 WIB
TEMPO Interaktif, SUMENEP - Warga Desa Sera Timur, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengeluhkan mengeringnya sumur di desa itu. Kekeringan sumur terjadi setelah Dinas Pengairan Sumenep mengerjakan proyek pengeboran air tanah (PPAT) yang menakibat terjadinya semburan air dengan debit 30 liter per menit. "Sejak muncul semburan tersebut, air di sumur kami mengering," kata Mualimin, 40 tahun, salah seorang warga kepada Tempo, Selasa (22/12).Akibat keluarnya semburan air tersebut warga di desa yang selama ini dikenal tandus tersebut semakin sulit mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Kegiatan bertani pun terganggu karena warga harus mengutamakan kebutuhan air untuk rumah tangga.Keluarnya semburan air tersebut sudah terjadi sejak pertengahan November 2009 lalu. Proyek pengeboran dilakukan Dinas Pengairan pada awalnya dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan air di Kecamatan Bluto. Namun, saat pengeboran mencapai kedalaman 40 meter muncul semburan besar setinggi pohon kelapa dan hingga saat ini belum ada tanda-tanda dihentikan.Menurut Mualimin, karena warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, masalah tersebut kemudian dilaporakn ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumenep. "Kami minta DPRD membantu warga. Bila perlu kami mendapatkan ganti rugi karena kegiatan kami terganggu,” ujarnya.Anggota DPRD Sumenep Nur Asur mengatakan, tuntutan ganti rugi itu sulit dikabulkan dan DPRD tidak ingin gegabah menyalahkan pihak mana pun. Apalagi, berdasarkan informasi yang diperoleh DPRD, Pemerintah Kabupaten Sumenep telah mengeluarkan banyak biaya untuk mengatasi kesulitan air bersih di daerah itu, termasuk di desa Sera Timur. "Kami yakin semburan itu bisa diatasi, semburannya juga mulai mengecil," katanya. MUSTHOFA BISRI.