Wednesday, January 20, 2010
Status Pemasangan Pipa Gas Pertamina di Porong; PERTAMINA OPTIMALKAN NORMALISASI SUPPLY GAS JAWA TIM
Status Pemasangan Pipa Gas Pertamina di Porong; PERTAMINA OPTIMALKAN NORMALISASI SUPPLY GAS JAWA TIM
Pertamina hingga kini terus melakukan upaya yang optimal dalam rangka memperbaiki pipa gas di Porong Sidoarjo guna menormalisasi supply gas bagi sejumlah konsumen industri di Jawa Timur seperti PT Petrokimia Gresik, PT. PLN serta beberapa industri lainnya di Jawa Timur. Upaya Jangka Pendek Untuk dapat mengalirkan gas seperti semula, pasca ledakan pipa gas di porong Sidoarjo untuk jangka pendek Pertamina telah menyelesaikan pemasangan Ball Valve 28? pada titik dimana pipa meledak dan telah di offtake oleh PGN Porong pada 27 November 2006 sehingga gas dapat dialirkan 60 sampai dengan 70 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) ke konsumen. Upaya Jangka Menengah Untuk perbaikan jangka menengah tengah dilakukan pemasangan Pipa By Pass sepanjang 3 km dilokasi yang sama dengan pipa lama dan pada akhir Desember 2006 telah diselesaikan pemasangan pipa sepanjang 1,6 km dari rencana 3 km, namun tidak dapat dilanjutkan karena route yang telah dipilih dan disetujui oleh pihak penanggung jawab penanggulangan semburan lumpur Porong Sidoarjo ternyata ditolak penduduk setempat dengan alasan tanahnya belum dibebaskan. Oleh karena itu, Pertamina memindahkan rute pipa tersebut mengikuti jalan tol yg telah ditutup. Perubahan rute menimbulkan 2 implikasi yaitu Pertama: panjang jalur semakin pendek namun makin mendekati titik semburan (area bahaya zone 1). Kedua: waktu penyelesaian pekerjaan menjadi terlambat tidak dapat memenuhi target selesai pada 31 Januari 2007, dikarenakan pihak penanggung jawab penanggulangan semburan lumpur Porong Sidoarjo harus membangun terlebih dahulu tanggul baru sepanjang ? 800 m untuk mengamankan perletakan pipa dari luberan lumpur. Pihak penanggung jawab penanggulangan semburan lumpur Porong Sidoarjo sendiri menargetkan akan dapat menyelesaikan pembuatan tanggul pada minggu pertama bulan Februari 2007 dan Pertamina sendiri siap untuk segera melanjutkan dengan pekerjaan pemancangan dan pengelasan pipa. Namun perlu diketahui bersama bahwa kondisi di lapangan menunjukan banyak hambatan yang dihadapi karena arah aliran lumpur belum dapat dialirkan ke selatan sepenuhnya sehingga pada tanggal 25 Januari 2007 tanggul yang telah dibangun selama beberapa hari jebol lagi sehingga untuk sementara pihak penanggung jawab penanggulangan semburan lumpur Porong Sidoarjo harus melakukan perbaikan tanggul utama sekitar titik semburan. Pertamina sendiri telah melakukan antisipasi guna mengatasi hal-hal gangguan yang berasal dari kondisi alam seperti adanya gerakan tanah horizontal (Geo Hazard) dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: ? Merancang perletakan pipa di atas sleeper lebar 5 m dengan konstruksi tiang pancang hingga kedalaman mencapai 50 m (mencapai tanah keras) dan jarak antara tiang pancang 10 m. ? PERTAMINA akan memasang 2 unit Automatic Shut Down Valve yang baru dengan jarak 4 km yang semula 15 km. Hal ini untuk mengamankan jika terjadi situasi emergency. ? Dibuat sistem peringatan dini yang berlapis dengan melakukan pengukuran posisi pipa secara berkala beberapa kali dalam sehari, sehingga apabila terjadi pergeseran/penurunan posisi pipa akan segera terdeteksi dan apabila pergeseran sudah mencapai titik bahaya, maka akan diinformasikan ke Stasiun Pengendali Operasi di ORF Porong untuk segera menghentikan pengaliran gas (shut down). Semua rencana di atas adalah upaya maksimum yang dapat dilakukan oleh Pertamina untuk mengantisipasi dampak gerakan tanah terhadap pipa, namun semua upaya di atas tetap perlu peningkatan pengawasan terhadap kondisi pipa tersebut untuk menghadapi gerakan tanah yang ekstrim dan terjadi dengan tiba-tiba. Upaya Jangka Panjang Pertamina telah menetapkan jalur baru untuk pemasangan pipa permanen sepanjang ? 14 km, yaitu mengikuti bantaran kali Porong. Rute ini dipilih dengan pertimbangan pipa ditempatkan diluar area bahaya akibat gerakan tanah dan dapat meminimalisir dampak sosial dari rencana pemasangan pipa tersebut. Dalam rangka proses penyelesaian pemasangan pipa tersebut, Pertamina akan terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait antara lain: Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Lapindo, Pemda setempat dan sejumlah perusahaan dimana pipa tersebut akan dipasang. Saat ini Pertamina dan pihak-pihak tersebut sedang melakukan persiapan-persiapan untuk kelancaran pemasangan pipa yang akan menormalkan pasokan gas ke sejumlah konsumen di Jawa Timur.
linkhttp://www.pertamina.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1671&Itemid=33
Labels:
migas