Thursday, May 28, 2009

Analisa Penilaian Formasi (analisa cutting)

Penentuan daerah yang mengandung hidrokarbon memerlukan suatu data-data geologi bawah permukaan secara tepat dan akurat. Salh satu metode untuk mendapatkan data bawah permukaan tersebut melalui analisa cutting dan analisa loggingPekerjaan analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud logging yang terutama untuk mengidentifikasi saturasi hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik batuan reservoir. Analisa cutting merupakan interpretasi serpihan batuan yang tersirkulasi ke permukaan bersamaan dengan lumpur bor. Serpihan tersebut berasal dari gerusan batuan reservoir pada saat operasi pemboran berlangsung.Pada analisa cutting, kandungan hidrokarbon dapat dideteksi dengan melihat perbahan warna yang terjadi pada saat cutting tersebut dianalisa. Analisa dilakukan melalui penyinaran sinar ultraviolet untuk mengetahui lithologi batuannya meliputi jenis batuan, kandungan mineral, struktur batuan dan kandungan fosil untuk menentukan ada tidaknya akumulasi hidrokarbon.Analisa terhadap cutting dapat dilakukan dengan menggunakan pengamatan fluoroscopic berupa penggunaan sinar ultraviolet untuk mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon pada sample (core) baruan. Analisa ini juga untuk membedakan antara jenis minyak berat (heavy oil), minyak ringan (light oil) maupun minyak medium (intermediate oil). Pada analisa fluoroscopic, kualitas penampakan fluorisensi ditentukan dari distribusi fluorisensi dalam sample (core) batuan yang diamati. Dari hasil analisa cutting yang dilakukan dapat diketahui jenis lapisan dan interval kedalaman sumur dimana terdapat akumulasi hidrokarbon. Jika diketahui bahwa formasi tersebut mengandung akumulasi hidrokarbon yang prospektif, maka pengeboran lanjutan dapat dilakukan pada berbagai titik yang dianggap prospek. Tetapi jika dari analisa tidak ditemukan kandungan hidrokarbon, maka titik pengeboran dipindah ke lokasi lain yang dianggap lebih prospek berdasar survey geologi.Kesalahan dalam menganalisa cutting sering disebabkan oleh adanya sample yang terkontaminasi dengan batuan diatasnya yang runtuh dan bercampur dengan cutting, adanya lost circulation sehingga sample cutting yang didaptkan sering tidak mewakili kedalaman lubang bor pada saat itu. Kesalahan lainnya juga terjadi akibat adanya gel strength (bantalan) lumpur yang tidak cukup baik untuk mengangkat cutting ke permukaan. Dari semua hal tersebut kembali kepada faktor engineer untuk dapat menginterpretasikan semua data yang diperoleh dan membuat kongklusi yang cepat dan akurat.