Friday, May 29, 2009

Analisa Penilaian Formasi (analisa logging)

Secara umum, analisa log dibedakan atas tiga kompenen, berupa Log Lithologi, Log Resistivity dan Log Porosity. Log Lithologi antara lain Gamma Ray (GR) Log dan Spontaneous Potential (SP) Log. Untuk Log Resistivity diantaranya adalah Induction Log, Short Normal Log, Microlog, Lateral Log dan MSFL. Sedangkan untuk Log Porosity terdiri dari Neutron Log dan Sonic Log.

Pada prakteknya di lapangan tidak semua jenis log diatas dapat dilakukan. Hal ini mengingat biaya (cost) yang besar untuk tiap jenis log sehingga hanya digunakan beberapa jenis log tertentu dan kecenderungan untuk mengkombinasikan beberapa jenis log (combination log) dan ini yang biasa digunakan.

Beberapa analisa jenis log yang umum digunakan antara lain Analisa Spontaneous Potential (SP) Log, Analisa Log Induksi, dan Analisa Log Radioaktif yang terdiri dari Gamma Ray Log, Neutron Log, dan Formation Density Log.

-Analisa Sponteneous Potential Log (SP)
LogPada sumur yang mempunyai kandungan hidrokarbon perlu dilakukan logging dengan berbagai jenis alat log. Log tersebut dapat berupa Log Listrik, Log Radioaktif serta berbagai jenis log lainnya. tahap pertama dalam analisa log adalah mengenal lapisan permeable dan serpih yang non permeable. Log yang digunakan adalah Spontaneous Potential (SP) Log.Log SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak naik turun, pada sebuah lubang sumur yang terdiri dari lapisan permeable dan non permeable. Secara alamiah karena perbedaan kandungan garam air, arus listrik hanya dapat mengalir di sekeliling perbatasan formasi di dalam lubang bor. Pada lapisan serpih yang tidak terdapat aliran listrik, potensialnya adalah konstan dengan kata lain pembacaan log SP nya rata.

-Analisa Log Induksi
Log induksi digenakan untuk mendeteksi konduktivitas formasi yang selanjutnya dikonversi dalam satuan resistivity. Pengukuran dengan log induksi banyak menggunakan parameter dan korelasi grafik. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang valid sehingga mempermudah analisa.

-Analisa Log Radioaktif

1. Gamma Ray Log
- Untuk membedakan lapisan-lapisa shale dan non shale pada sumur-sumur open hole atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak.
- Sebagai pengganti SP Log untuk maksud-maksud pendeteksian lapisan permeable, karena untuk formasi yang tidak terlalu resistif hasil SP Log tidak terlalu akurat
- Untuk mengetahui korelasi batuan dan prosentase kandungan shale pada lapisan permeable- Mendeteksi mineral
-mineral radioaktif
- Menentukan kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air (water plugging)

2. Neutron Log
- Untuk menentukan total porosity
- Mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan porosity tool lainnya seperti Density Log)
- Penentuan korelasi batuan

3. Formation Density Log
- Untuk mengukur porositas batuan
- Mengidentifikasi mineral batuan
- Mengevaluasi shally sand dan lithologi yang kompak
- Log ini juga dapat digunakan sebagai indikasi adanya gas

Gamma Ray Log merupakan rekaman tingkat radioaktivitas alami yang terjadi karena tiga unsur yaitu Uranium (U), Thorium (Th) dan Potasium (K) yang dipancarkan oleh batuan. Pemancaran yang terus menerus terdiri dari semburan pendek tenaga tinggi sinar gamma yang mampu menembus batuan sehingga dapat dideteksi oleh detektor.
Sinar gamma sangat efektif dalam membedakan lapisan permeable dan non permeable karena unsur-unsur radioaktif cenderung berpusat di dalam serpih yang non permeable dan tidak banyak terdapat dalam batuan karbonat atau pasir yang secara umum besifat permeable. Kadangkala lumpur bor mengandung sejumlah unsur Potasium karena zat Potassium Chloride ditambahkan kedalam lumpur untuk mencegah pembengkakan serpih. Radioaktivitas dari lumpur akan mempengaruhi pembacaan Log Gamma Ray berupa tingkatan latar belakang radiasi yang tinggi.

-Analisa Log Kombinasi
Log kombinasi diaplikasikan untuk semua junis log sebelumnya seperti Log Listrik, Log Induksi dan Log Radioaktif untuk mendapatkan kepastian jenis formasi beserta kandungan formasi tersebut.
Kombinasi log yang sering digunakan dua jenis log yaitu Log Listrik dan Log Radioaktif. Log Listrik yang dimaksudkan adalah SP Log dan Log Induksi untuk Short Normal Log. Sedangkan Log Radioaktif yang dimaksud adalah Gamma Ray (GR) Log, Neutron Log dan Formation Density Log (FDL). Dari analisa Log Kombinasi ini dapat ditentukan kandungan HC dari formasi pada interval kedalaman tertentu.

Interpretasi log dilakukan untuk mengetahui harga Rw dan Sw serta menentukan lithologi batuannya. Interpretasi ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif. Interpretasi kualitatif meliputi penentuan lapisan permeable, penentuan batas lapisan dan penentuan zona interest. Log yang digunakan berupa SP Log, GR Log dan Resistivity Log. Sementara interpretasi kuantitatif meliputi penentuan porositas dan saturasi air (Sw). Jenis Log yang digunakan Neutron Log, Density Log, Sonic Log dan Resistivity Log. Adapun kondisi interpretasi yang dilakukan berupa Clean Formation (quick look) dan Shally Sand Formation (detailed).

Pengukuran dengan SP Log dilakukan untuk menentukan Vclay sehingga dapat diketahui jenis fluida yang terdapat dalam formasi yang dianalisa serta kandungan batuan dan kondisi dari kedalaman formasi tersebut.

Pada GR Log didapatkan suatu kurva yang menunjukkan besarnya intensits radioaktif yang ada dalam formasi. Dengan menarik garis GR yang mempunyai harga minimum dan harga maksimum pada penampang log maka kurva GR yang jatuh diantara kedua lapisan kurva tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shale.

Pada Neutron Log, bila konsentrasi hidrogen didalam formasi besar maka semua partikel neutron akan mengalami penurunan energi serta tertangkap tidak jauh dari sumber radioaktifnya. Hal yang perlu digarisbawahi bahwa neuton hidrogen tidak mewakili porositas batuan karena penentuannya didasarkan pada konsentrasi hidrogen. Neutron tidak dapat membedakan antara atom hidrogen bebas dengan atom hidrogen yang secara kimia terikat dengan mineral batuan, akibatnya pada formasi lempung yang banyak mengandung atom-atom hidrogen didalam susunan molekulnya seolah-olah mempunyai porositas tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kurva Neutron Log adalah shale atau clay dimana semakin besar konsentrasinya dalm lapisan permeable akan memperbesar harga porositas batuan. Kekompakan batuan juga akan mempengaruhi defleksi kurva Neutron Log dimana semakin kompak batuan tersebut maka harga porositas batuan akan menurun dan kandungan fluida yang ada dalam batuan apabila mengandung minyak dan gas maka akan mempunyai harga porositas yang relatif kecil, sedangkan air asin atau air tawar akan memberikan harga porositas neutron yang mendekati harga porositas sebenarnya.

Density Log menunjukkan besarnya densitas lapisan yang ditembus oleh lubang bor sehingga berhubungan dengan porositas batuan. Besar kecilnya density juga dipengaruhi oleh kekompakan batuan dengan derajat kekompakan yang variatif, dimana semakin kompak batuan maka porositas batuan tersebut akan semakin kecil. Pada batuan yang sangat kompak, harga porositasnya mendekati harga nol sehingga densitasnya mendekati densitas matrik.

Kombinasi Log digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengevaluasi formasi serta menentukan potential productivity yang dikandungnya. Pada kombinasi log antara Neutron Log dan Density Log maka akan terdapat tampilan Log Density yang dari kiri ke kanan satuannya semakin besar sedangkan Neutron Log dari kiri ke kanan satuan porositasnya semakin kecil sehingga dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Lapisan shale akan memberikan separasi negatif berdasar harga densitas yang besar pada Density Log dan harga porositas neutron yang besar pada Neutron Log.

2. Lapisan hidrokarbon akan memberikan separasi positif dimana kurva Density Log akan cenderung mempunyai defleksi ke kiri dan Neutron Log cenderung mempunyai defleksi ke kanan.

3. Lapisan air asin atau air tawar akan memberikan separasi positif sehingga untuk dapat membedakan antara separasi positif pada lapisan air dengan lapisan hidrokarbon maka jalan terbaik adalah dengan melihat kurva Resistivity Log dan SP Log.

Thursday, May 28, 2009

Analisa Penilaian Formasi (analisa cutting)

Penentuan daerah yang mengandung hidrokarbon memerlukan suatu data-data geologi bawah permukaan secara tepat dan akurat. Salh satu metode untuk mendapatkan data bawah permukaan tersebut melalui analisa cutting dan analisa loggingPekerjaan analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud logging yang terutama untuk mengidentifikasi saturasi hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik batuan reservoir. Analisa cutting merupakan interpretasi serpihan batuan yang tersirkulasi ke permukaan bersamaan dengan lumpur bor. Serpihan tersebut berasal dari gerusan batuan reservoir pada saat operasi pemboran berlangsung.Pada analisa cutting, kandungan hidrokarbon dapat dideteksi dengan melihat perbahan warna yang terjadi pada saat cutting tersebut dianalisa. Analisa dilakukan melalui penyinaran sinar ultraviolet untuk mengetahui lithologi batuannya meliputi jenis batuan, kandungan mineral, struktur batuan dan kandungan fosil untuk menentukan ada tidaknya akumulasi hidrokarbon.Analisa terhadap cutting dapat dilakukan dengan menggunakan pengamatan fluoroscopic berupa penggunaan sinar ultraviolet untuk mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon pada sample (core) baruan. Analisa ini juga untuk membedakan antara jenis minyak berat (heavy oil), minyak ringan (light oil) maupun minyak medium (intermediate oil). Pada analisa fluoroscopic, kualitas penampakan fluorisensi ditentukan dari distribusi fluorisensi dalam sample (core) batuan yang diamati. Dari hasil analisa cutting yang dilakukan dapat diketahui jenis lapisan dan interval kedalaman sumur dimana terdapat akumulasi hidrokarbon. Jika diketahui bahwa formasi tersebut mengandung akumulasi hidrokarbon yang prospektif, maka pengeboran lanjutan dapat dilakukan pada berbagai titik yang dianggap prospek. Tetapi jika dari analisa tidak ditemukan kandungan hidrokarbon, maka titik pengeboran dipindah ke lokasi lain yang dianggap lebih prospek berdasar survey geologi.Kesalahan dalam menganalisa cutting sering disebabkan oleh adanya sample yang terkontaminasi dengan batuan diatasnya yang runtuh dan bercampur dengan cutting, adanya lost circulation sehingga sample cutting yang didaptkan sering tidak mewakili kedalaman lubang bor pada saat itu. Kesalahan lainnya juga terjadi akibat adanya gel strength (bantalan) lumpur yang tidak cukup baik untuk mengangkat cutting ke permukaan. Dari semua hal tersebut kembali kepada faktor engineer untuk dapat menginterpretasikan semua data yang diperoleh dan membuat kongklusi yang cepat dan akurat.

Wednesday, May 27, 2009

Analisa Penilaian Formasi (gambaran umum)

Dalam industri perminyakan, pekerjaan pencarian sumber daya minyak (cekungan produktif) sangat ditentukan oleh faktor skill dan kinerja pengenalan lapangan yang memadai. Seorang engineer dituntut untuk mampu menganalisa data yang diperoleh di lapangan untuk selanjutnya menentukan apakah formasi tersebut produktif atau tidak. Analisa data yang dilakukan umumnya antara lain meliputi analisa serpihan lumpur bor (cutting) dan analisa logarithmic.Analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud logging yang terutama untuk mengidentifikasi saturasi hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik reservoir. Dewasa ini analisa cutting untuk mengestimasi karakteristik reservoir hanya dititikberatkan pada analisa lithologinya yang dimaksudkan untuk menggambarkan macam-macam batuan untuk tiap interval kedalaman. Sedangkan untuk menganalisa adanya indikasi hidrokarbon dititikberatkan pada penampakan noda (staining), aroma (odor) dam pemeriksaan hidrokarbon.Analisa logarithmic (analisa log) dibedakan atas tiga komponen berupa Log Lithologi, Log Resistivity dan Log porosity. Log Lithologi meliputi Gamma Ray (GR) Log dan Spontaneous Potential (SP) Log. Untuk Log Resistivity diantaranya adalah Induction Log, Short Normal Log, Microlog, Lateral Log dan MSFL. Log Porosity sendiri terdiri dari Neutron Log dan Sonic Log.Pada umumnya aplikasi di lapangan tidak hanya menggunakan salah satu jenis log tetapi cenderung untuk mengkombinasi beberapa jenis log (combination log) untuk menentukan karakteristik reservoir yang diuji. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai karakteristik mendasar dari suatu lapisan formasi dan menentukan produktif tidaknya suatu reservoir.

Kodifikasi Teknik Perminyakan

Lazimnya dunia kedokteran yang mengenal spesialisasi lanjutan profesi, maka dunia perminyakan juga mengenal beberapa spesifikasi khusus setelah menyelesaikan basic science of petroleum major. Secara garis besar, teknik perminyakan dibagi menjadi dua kelas yaitu teknik pengelolaan minyak bumi dan gas (migas) dan teknik pengelolaan panasbumi (geothermal).
Kelas pertama, yaitu minyak bumi dan gas merupakan pilihan umum dikarenakan ruang lingkupnya yang lebih besar. Pada kelas ini dibagi lagi menjadi beberapa subkelas sebagai spesialisasi tiap individu berdasarkan bidang yang disenangi. Subkelas tersebut adalah bagian pengeboran (drilling engineer), bagian produksi (production engineer) dan bagian lapangan (field engineer). Pada perkembangan selanjutnya dikenal berbagai spesialisasi tertentu berdasar experience lapangan seperti Mud Logger, Driller, Tool Pusher, HF (Hydraulic Fracturing) Specialist serta beberapa skill yang berlicensi. Kelas kedua, berupa panasbumi (geothermal) sebenarnya hampir sama dengan kelas pertama, yang membedakannya adalah desain serta perencanaan yang didasarkan pada kondisi di geothermal yang mencapai ratusan bahkan ribuan derajat kelvin.Pada prinsipnya kedua kelas diatas bisa diibaratkan sebagai saudara sejalan, yang saling mengenal satu dengan lainnya. Jika anda mengambil kelas pertama, maka anda juga akan berkenalan dengan kelas kedua meskipun tidak begitu mendetail dan hanya sampai pada dasar-dasar pembelajaran umum, demikian juga sebaliknya.Seiring dengan perkembangan dunia perminyakan, setiap individu yang berkecimpung di dalamnya dituntut untuk bisa menguasai kedua bidang diatas, minimal secara teoritis. Meskipun kenyataan di lapangan bahwa teori "hanya" dipakai 10-15 %, tetapi minimal dapat memberikan jawaban jika ditanya mengenai prinsip-prinsip dasarnya. Diatas semua itu kembali lagi pada semangat untuk terus berkembang dan membuat inovasi baru di bidang apapun yang kita tekuni.

Monday, May 25, 2009

Econ 101 and Resource Depletion

We cannot easily pin down human and group decision making, yet the object acted on -- that of constrained resources -- we have a solid chance of quantifying. I really think we can make some progress understanding this and I think it has great importance for planning; I know many people believe that a collapse is a collapse and so why bother. Fine, but as long as policy forms the backbone of politics, we might as well present something something formal to our leaders besides anguish.

At one time I probably had some respect for economists, sensing that they must have brilliant theories. I once took a macroeconomics class from Walter Heller, who served as an economic advisor to both Kennedy and Johnson. Heller would show up for the lectures and say something profound (I assume, I can't remember), but mostly TA's taught the class. One TA sketched out a long equation on the chalkboard, let us ponder over it for a few seconds, and then promptly erased it. He said something to the effect, "that is the last time you will see an equation". I don't know why, but that action had always bothered me; it seemed like a resignation to failure.

Recently someone on TOD pointed to a couple of short articles by Robert Nadeau concerning the origins of economic theory in the 19th century

Short article : Long article

Nadeau asserts that not only does the formation of classical economics rely on strange analogies to physics, but that the analogies that the early economists chose came out of physics theories that nobody had verified yet. They basically consisted of vague postulations on the balance of energy existing in the "ether", in other words not the concrete Newtonian stuff that everyone agreed on, but ideas of the more abstract mysterious origins of electrical or magnetic energy that started to gain traction around that time. And to top it off, many of the early economists had strong religious beliefs and thought god had something to do with the economy (i.e. the idea of the invisible hand). This all occurred slightly before physicists like Maxwell figured out the practical formulation that has served us well. I got from Nadeau that the only perturbation to the original ideas came by way of Keynes and others who allowed that we could subtly guide economies, and this provided a not-so-invisible hand.

So, the analytic battle exists on several fronts. We have an economic theory that went down the toilet last year. We have the quants on Wall Street who have basically made a mess of the situation and caused many people to distrust any math. We have chaos believers who immediately put up red flags warning that dangers lurk in any analysis. We have other mathematicians that blow smoke by creating impressive formalisms that show purity but lack any connection to practicality. And finally we have a somewhat MEGO public that can't get interested.

I stand by the side of using practical probability and statistics and don't get cowed by the nay-sayers that say we can't and will never understand any of this. A few days ago, I found a book in my stacks called "The Earth's Dynamic Systems" written by Hamblin in 1975. This guy had definite concerns about our resources and comes across as the opposite of a cornucopian, yet he did write the following:
We basically know the extent of our mineral resources and the rates of our consumption. It is not difficult to project how long they will last.
So why is it that 30 years later, we still have no fundamental frameworks and argue over the reliability of heuristics such as HL? And still no one knows how much remains in SA reserve? Do we really believe that we can get by with back-of-the-envelope estimates alone? Yet as we look at our current predicament, a few valid theories of economics and of resource depletion dynamics certainly wouldn't have hurt.

Not online yet, but I found an interesting opinion piece in the latest Time magazine called "Excluding the Extremist" by Justin Fox. In the column he discusses the financial advice of Peter Schiff and others who don't toe the mainstream line.
"But there's a thriving line of academic research showing that including divergent opinions and models of how the world works makes groups better at solving problems"
That puts it fairly succinctly and I still think a quantitative analysis when applied to resource depletion holds promise. Unfortunately, the financial quants have given the term quantitative a bad rap.

Justin Fox has a book coming out next month called "The Myth of the Rational Market".






Bicycling takes place in the context of constant near misses
http://www.guardian.co.uk/politics/2009/may/23/boris-cycling

Wednesday, May 13, 2009

ac milan


Julukan : Rossoneri (Merah-Hitam) Il Diavolo Rosso (Setan Merah)
Didirikan : 16 Desember 1899
Stadion : San Siro, Milan, Italia(Kapasitas: 82.955)
Manajer : Carlo Ancelotti
Liga : Seri A 2007-08 Seri A (5).


Associazione Calcio Milan (A.C. Milan) adalah sebuah klub sepak bola Italia yang berbasis di Milan. Mereka bermain dengan seragam bergaris merah-hitam dan celana hitam, sehingga dijuluki rossoneri ("merah-hitam"). Milan adalah tim tersukses kedua dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Seri A 17 kali dan Piala Italia lima kali.
Klub ini didirikan pada tahun 1899 dengan nama Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards, seorang ekspatriat Inggris. Sebagai penghormatan terhadap asal-usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan bahasa Inggris nama kotanya (Milan) daripada menggunakan ejaan bahasa Italia Milano.


Sejarah (1990-an hingga kini)
Masa kejayaan Milan di era sepak bola modern adalah pada awal dekade 90-an ketika merajai Liga Italia di bawah asuhan Arrigo Sacchi, dan diteruskan oleh Fabio Capello. Puncaknya, Milan merebut trofi Liga Champions pada tahun 1994 dengan mengalahkan Barcelona di final. Sepeninggal Capello (yang menyeberang ke Spanyol untuk melatih Real Madrid), Milan terus menurun dan baru bisa meraih gelar juara Liga Italia pada musim kompetisi 1998/1999 di bawah asuhan pelatih Alberto Zaccheroni. kemudain digantikan oleh pelatih asal Turki, Fatih Terim. Karena surut gelar, kemudian diganti oleh mantan pemain Milan, Carlo Ancelotti. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu pinalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia.
Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping.
Pada musim 2007/2008, Milan akhirnya harus bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, AC Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008-2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepakbola Amerika Serikat LA Galaxy.








PSMS Medan



Nama lengkap : Persatuan Sepak bola Medan Sekitarnya


Julukan : Ayam Kinantan


Didirikan : 1950




Ketua Umum : Abdillah


Manajer : Sihar Sitorus




Liga : Liga Indonesia (2007 - 2008); Liga Super Indonesia (2008 - 2009);


copa indonesia ( 2005 - ...)



Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya atau biasa disingkat PSMS Medan adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Medan, Sumatra Utara. PSMS Medan saat ini bermain di Liga Super Indonesia Liga Indonesia.
PSMS Medan dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski demikian sejak tahun 1930 telah berdiri klub Medansche Voetbal Club (MSV) yang diyakini merupakan embrio PSMS. Sejak dahulu kota Medan dikenal dunia oleh karena perkebunan tembakau Delinya. Tak heran bahwasannya logo PSMS berupa "daun" dan "bunga tembakau Deli".
PSMS Medan dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas. Inilah yang kerap ditunjukkan oleh tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini.


Rekor Perserikatan
1954 - Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
1957 - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
1967 - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
1971 - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
1975 - Juara bersama, dengan Persija Jakarta
1983 - Juara, mengalahkan Persib Bandung
1985 - Juara, mengalahkan Persib Bandung
1992 - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang

Rekor di Liga Indonesia
1994/1995 - Peringkat ke-9 Divisi Utama Wilayah Barat
1995/1996 - Peringkat ke-11 Divisi Utama Wilayah Barat
1996/1997 - Peringkat ke-10 Divisi Utama Wilayah Tengah
1997/1998 - Peringkat ke-1 Divisi Utama Wilayah Tengah (Liga dihentikan)
1998/1999 - Semifinalis Divisi Utama ( Juara Grup A, Peringkat ke-2 Grup Q Babak 10 Besar)
1999/2000 - Babak 8 Besar Divisi Utama (Peringkat ke-4 Wilayah Barat)
2001 - Semifinalis Divisi Utama (Juara Wilayah Barat, Juara Grup Barat Babak 8 Besar)
2002 - Peringkat ke-11 Divisi Utama (Degradasi)
2003 - Divisi Satu, Peringkat ke-2 (Juara Grup A)
2004 - Peringkat ke-7 Divisi Utama
2005 - Peringkat ke-4 Divisi Utama (Peringkat ke-4 Wilayah Barat, Peringkat ke-2 Grup Timur Babak 8 Besar)
2006 - Peringkat ke-5 Wilayah Satu
2007 - Runner-up

Gelar lain
2005 - Juara ke-4 Copa Dji Sam Soe
2005 - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos II (14 Februari 2005), di final mengalahkan tim asal Singapura Geylang United FC dengan skor 5-1.
2005 - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos III (17 Desember 2005), di final mengalahkan Persik Kediri dengan skor 2-1.
2006 - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos IV(16 Desember 2006), di final mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 4-2 (1-1) melalui drama adu pinalti dan PSMS Medan dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.

Pelatih
2000-2002 Suimin Diharja
2002-2002 Parlin Siagian dipecat 15 Februari 2002
2002-2003 Abdul Rahman Gurning
2003-2003 H. Nobon Kayamuddin
2003-2005 Sutan Harhara diangkat November 2003 dan mengundurkan diri 25 Juli 2005
2005-2006 M. Chaidir dipecat dua hari setelah partai tandang PSMS dikalahkan oleh Persitara yang kemudian digantikan oleh asisten pelatihnya, Rudi Saari
2006-2008 Fredy Mulli sekarang kembali melatih Persebaya
2008 Iwan Setiawan pelatih muda berlisensi A plus Indonesia Super Liga, sebelumnya melatih Persibom 2008

Coach
Head Coach: Eric Williams (, Timnas U-16 Indonesia)
Assistant Coach: Rudi Saari (, PSMS)
Head Coach Medan United Academy: Eric William (Timnas U-16 Indonesia)
Goalkeeper Coach: Mardianto (, PSMS)
Physical Coach: Ardi Nusri (, PSMS)
Public Speaker: Sarluhut Napitupulu (, PSMS)

Tuesday, May 12, 2009

sepak bola



Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan.



Lapangan permainan

Ukuran lapangan standar
Lapangan yang digunakan biasanya adalah lapangan rumput yang berbentuk persegi empat. Dengan panjang 100-110 meter dan lebar 64-75 meter. Pada kedua sisi pendek, terdapat gawang sebesar 24 x 8 kaki, atau 7,32 x 2,44 meter.




Taktik Permainan
Taktik yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut:
1. 4-4-2
2. 4-3-2-1
3. 4-5-1
4. 3-4-3
5. 3-5-2
6. 4-3-3
taktik yang dipakai oleh sebuah tim selalu berubah tergantung dari kondisi yang terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada tiga taktik yang digunakan yaitu; Bertahan, Menyerang dan Normal.





Wednesday, May 6, 2009

macam - macam Rig
















Macam Sumur dan Rig dalam Perminyakan

Macam Sumur dan Rig Dalam Perminyakan
Dalam dunia perminyakan, macam-macam sumur terbagi menjadi tiga macam yaitu:
Sumur Eksplorasi (Wildcat) merupakan sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan keterdapatan minyak dan gas pada lokasi yang masih baru.
Sumur Konfirmasi (Confirmation Well), merupakan sumur yang digunakan untuk memastikan apakah hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan. Sumur ini akan dilakukan pemboran di lokasi sekitar sumur eksplorasi.
Sumur Pengembangan (Development Well) merupakan sumur yang dibor pada suatu lapangan minyak yang telah ada. Sumur ini memiliki tujuan untuk mengambil hidrokarbon secara maksimal di lapangan yang telah ada.
Dalam hal sumur perminyakan, juga dikenal adanya beberapa istilah mengenai sumur itu sendiri, yaitu:
Sumur Produksi, merupakan sumur yang mampu menghasilkan minyak bumi, gasbumi, maupun keduanya. Dan memiliki aliran fluida dari bawah ke atas.
Sumur Injeksi, merupakan sumur yang digunakan untuk menginjeksi fluida tertentu ke dalam formasi dan memiliki aliran fluida dari atas ke bawah.
Sumur Vertikal, merupakan sumur yang lurus dan memanjang secara vertikal.
Sumur Berarah (Deviated Well, Directional Well), merupakan sumur yang secara geometri tidak memiliki bentuk yang lurus vertikal, melainkan dapat berbentuk S, J, maupun L.
Sumur Horizontal, merupakan sumur yang memiliki bagian yang berarah horizontal, dan merupakan bagian dari sumur berarah.
Dalam pembuatan sumur dalam dunia perminyakan tidak dapat dilepaskan dari alat yang dinamakan dengan Rig. Rig itu sendiri merupakan serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor suatu sumur atau pengakses sumur. Rig itu dicirikan dengan adanya menara yang terbuat dari baja yang dapat digunakan untuk menaikan dan menurunkan pipa-pipa tubular pada sumur.
Berdasarkan lokasinya. Rig itu sendiri terbagi atas dua macam, yaitu:
Rig Darat (Land Rig), merupakan rig yang beroperasi di daratan dan dibedakan atas rig besar dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan sederhana seperti Well Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa digunakan untuk operasi pemboran, baik secara vertikal maupun direksional. Rig darat ini sendiri dirancang secara portable sehingga dapat dengan mudah untuk dilakukan pembongkaran dan pemasangannya dan akan dibawa menggunakan truk. Untuk wilayah yang sulit terjangkau, dapat menggunakan heliportable.

Rig Laut (Offshore Rig), merupakan rig yang dioperasikan di atas permukaan air seperti laut, rawa-rawa, sungai, danau, maupun delta sungai.
Dari Rig Laut (Offshore Rig) sendiri terbagi atas berbagai macam jenis berdasarkan kedalaman air yaitu:
Swamp Barge: merupakan jenis rig laut yang hanya pada kedalaman maksimum 7 meter. Dan, sangat sering dipakai pada daerah rawa-rawa dan delta sungai. Rig jenis ini dilakukan dengan cara memobilisasi rig ke dalam sumur, kemudian ditenggelamkan dengan cara mengisi Ballast Tanksnya dengan air. Pada rig jenis ini, proses pengeboran dilakukan setelah rig duduk didasar dan Spud Cannya tertancap didasar laut.

Tender Barge, merupakan jenis rig laut yang sama dengan model Swamp Barge, namun dipakai pada kedalaman yang lebih dalam lagi.
Jack Up Rig, rig jenis ini menggunakan platform yang dapat mengapung dengan menggunakan tiga atau empat kakinya. Kaki-kaki pada rig ini dapat dinaikan dan diturunkan, sehingga untuk pengoperasiannya semua kakinya harus diturunkan hingga ke dasar laut. Kemudian, badan dari rig ini diangkat hingga di atas permukaan air dan memiliki bentuk seperti platform. Untuk melakukan perpindahan tempat, semua kakinya harus dinaikan dan badan rignya akan mengapung dan ditarik menggunakan kapal. Pada operasi pengeboran menggunakan rig jenis ini dapat mencapai kedalaman lima hingga 200 meter.

Drilling Jacket, merupakan jenis rig yang menggunakan platform berstruktur baja. Pada umumnya memiliki bentuk yang kecil dan sangat cocok berada di laut dangkal maupun laut tenang. Rig jenis ini sering dikombinasikan dengan Rig Jack Up maupun Tender Barge.
Semi-Submersible Rig, jenis rig yang sering disebut “semis” ini merupakan model rig yang mengapung (Flooded atau Ballasted) yang menggunakan Hull atau semacam kaki. Rig ini dapat didirikan dengan menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya tetap diatas permukaan laut. Dengan menggunakan Thruster (semacam baling-baling) yang berada disekelilingnya, dan Ballast Control System, sistem ini dijalalankan dengan menggunakan komputer sehingga rig ini mampu mengatur posisinya secara dinamis dan pada level diatas air sesuai keinginan. Rig ini sering dipakai jika Jack Up Rig tidak mampu menjangkau permukaan dasar laut. Karena jenis rig ini sangat stabil, maka rig ini sering dipakai pada lokasi yang berombak besar dan memiliki cuaca buruk, dan pada kedalaman 90 hingga 750 meter.

Drill Ship, merupakan jenis rig yang bersifat mobile dan diletakan di atas kapal laut, sehingga sangat cocok untuk pengeboran di laut dalam (dengan kedalaman lebih dari 2800 meter). Pada kapal ini, didirikan menara dan bagian bawahnya terbuka ke laut (Moon Pool). Dengan sistem Thruster yang dikendalikan dengan komputer, dapat memungkinkan sistem ini dapat mengendalikan posisi kapalnya. Memiliki daya muat yang lebih banyak sehingga sering dipakai pada daerah terpencil maupun jauh dari daratan.


Berdasarkan fungsi-fungsi dari rig itu sendiri, dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu:
Drilling Rig, merupakan rig yang digunakan untuk melakukan proses pemboran pada sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru, maupun memperdalam sumur lama.

Workover Rig, rig ini memiliki fungsi untuk melakukan penutupan sesuatu terhadap sumur yang telah ada, misalnya berupa perawatan, perbaikan, penutupan, dan sebagainya.
Komponen-komponen pada rig itu sendiri pada umumnya terbagi menjadi lima dalam bagian besar, yaitu:
Hoisting System, secara umum komponen terdiri dari Drawworks (kadang disebut Hoist), Mast atau Derrick, Crown Block, Traveling Block, dan Wire Rope (Drilling Line). Hoisting System berfungsi untuk menurunkan dan menaikan tubular (pipa pemboran, peralatan completion, atau pipa produksi) untuk keluar dan masuk lubang sumur.
Rotary System, merupakan komponen dari rig yang berfungsi sebagai pemutar pipa-pipa di dalam sumur. Pada pemboran konvesional, pipa pemboran (Drill Strings) memutar mata-bor (Drill Bit) untuk penggalian sumur.
Circulation System, komponen ini memiliki fungsi berupa mensirkulasikan fluida pemboran untuk keluar dan masuk ke dalam sumur dan menjaga agar properti lumpur seperti yang diinginkan. Sistem sirkulasi ini meliputi antara lain: pompa tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar dan masuk ke dalam sumur, dan pompa rendah digunakan untuk mensirkulasikan lumpur di permukaan. Kemudian, peralatan untuk mengkondisikan lumpur: Shale Shaker: berfungsi untuk memisahkan “solid” hasil pemboran (Cutting) dari lumpur, Desander: berfungsi untuk memisahkan pasir, Degasser: berfungsi untuk mengeluarkan gas, Desilter: berfungsi untuk memisahkan partikel padat berukuran kecil.

Blowout Prevention System, komponen ini berfungsi untuk mencegah terjadinya Blowout (meledaknya sumur di permukaan dikarenakan adanya tekanan tinggi dari dalam sumur). Pada komponen ini bagian yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang terdiri atas berbagai macam katup (Valve) dan dipasang di kepala sumur (Wellhead).

Power System, komponen ini berupa sumber tenaga yang berfungsi untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber tenaga, biasanya menggunakan mesin diesel berkapasitas besar. Pada sebuah rig untuk Power Systemnya, tergantung dari ukuran dan kedalaman sumur yang akan di capai, biasanya akan membutuhkan satu atau lebih Prime Mover. Pada rig besar biasanya memiliki tiga atau empat buah, bersama-sama mereka membangkitkan tenaga sebesar 3000 atau lebih Horsepower. Dan, tenaga yang dihasilkan juga harus dikirim ke komponen rig yang lain.

Monday, May 4, 2009

Pertamina


Alat - Alat Pemboran


Alat – alat pemboran


Drilling string atau sering disebut rangkaian pemboran adalah serangkaian peralatan yang disususn sedemikian rupa, sehingga merupakan batang bor, seluruh peralatan ini mempunyai lubang dibagian dalamnya yang memungkinkan untuk melakukan sirkulasi fluida atau mud.
Bagian ujung terbawah dari rangkaian pemboran adalah pahat bor atau bit yang gunanya untuk mengorek atau menggerus batuan, sehingga lubang bor bertambah dalam.
Diatas pahat bor disambung dengan beberapa buah drill colar, yaitu pipa penyambung terdalam susunan rangkaian pemboran, untuk memungkinkan pencapain kedalaman tertentu, makin dalam lubang bor makin banyak jumlah drill pipe yang dibutuhkan.
Diatas drill pipe disambung dengan pipa kelly, yang bertugas meneruskan gerakan dari rotary table untuk memutar seluruh rangkaian pemboran.
Diatas kelly disambung dengan swivel yaitu sebuah alat yang berfungsi sebagai tempat perpindahan gerakan putar dan gerakan diam dari system sirkulasi , fluida pemboran melalui pipa bertekanan tinggi, bagian atas dari kelly ada bail untuk dikaitkan ke HOOk supaya memungkinkan turun seluruh rangkaian pemboran.

Peralatan – peralatan lain yang melengkapi susunan rangkaian pemboran :
Bit sub
adalah sub penyambung antara pahat dengan drill colar
Float sub
adalah sub penyambung yang dipsang bit sub dan drill colar, berfungsi untuk menutup semburan /tekanan formasi kedalam rangkaian pemboran secara otomatis.
Stabilizer
adalah alat yang dipasang pada susun drill colar, yang berfungsi untuk menstabilkan arah lubang bor dan mengurangi kemungkinan terjepitnya rangkaian pemboran yang diakibatkan oleh diferensial pressure.
Kelly saver sub,
adalah alat yang dipasang dibagian ujung bawah kelly, berfungsi untuk melindungi ulir kelly agar tidak cepat ruksak.
Lower kelly cock
adalah alat yang dipasang antara kelly dan kelly saver sub, befungsi untuk alat penutup semburan /tekanan dari dalam pipa pada saat posisi kelly diatas Rotary Table.
Upper Kely cock
adalah alat yang dipasang diantara kelly dan swivel, berfunsi untuk menutup semburan/tekanan dari dalam pipa saat kelly down.

Sunday, May 3, 2009

Geologi Minyak


Geologi minyak bumi adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan minyak bumi di bawah tanah, kemudian mengeksplorasi dan memproduksinya. Secara umum ada dua jenis geologi minyak bumi, yaitu geologi eksplorasi minyak bumi yang mencakup pencarian minyak bumi dan geologi produksi minyak bumi. Produksi minyak bumi dalam bidang perminyakan bukan diartikan untuk membuat minyak bumi, tetapi hanyalah membuat fasilitas untuk mengalirkan minyak bumi dari bawah tanah ke atas permukaan tanah, dengan menggunakan pemboran dan pompa-pompa.
Teori keberadaan minyak bumi ada dua buah, yaitu teori organik dan teori anorganik. Teori organik sekarang ini banyak dianut oleh para ahli geologi, dimana minyak bumi dipercayai dihasilkan oleh sisa-sisa organisma yang sudah mati berjuta-juta tahun yang lalu. Sedangkan teori anorganik kebanyakan berkembang di Eropa Timur dan Rusia di mana para ahli mempercayai bahwa minyak bumi dapat dihasilkan bukan dari bahan organik. Prinsip geologi minyak bumi yang sekarang umum dipakai adalah teori organik sehingga minyak bumi sering disebut bahan bakar fosil. Bila teori anorganik terbukti, maka akan muncul lagi sumber-sumber minyak bumi yang selama ini belum dieksplorasi.
Materi yang berkenaan:


Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:
Batuan Sumber (Source Rock)
Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
Tekanan dan Temperatur
Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.
Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.
Reservoar
Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.
Perangkap (Trap)
Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi.
Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.

[sunting] Kajian Geofisika
setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda - metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang digunakan sebagai aplikasi engineering.
Metoda tersebut adalah:
Eksplorasi seismikIni adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya meliputi daerah yang luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan didalam bumi.
Data resistivitiPrinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan di isi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida didalam batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas. dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel fluida didalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki.
Data porositas
Data berat jenis
Data berat jenis
Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda

Saturday, May 2, 2009

Teknik Perminyakan

Teknik Perminyakan sebetulnya adalah bidang ilmu yang mempelajari bagaimana terbentuknya minyak dan gas bumi di bawah permukaaan tanah, sehingga dapat diketahui jumlah cadangan yang ada, dan selanjutnya dapat diproduksikan ke permukaan dalam bentuk crude oil ataupun gas alam. Seiring dengan perkembangan dalam industri energi, panas bumi juga tercakup di dalam teknik perminyakan ini. Di dalam industri migas, teknik perminyakan ini diterapkan dalam industri hulu (upstream).Di dalam teknik perminyakan ada teknik reservoir, produksi dan pemboran. Teknik reservoir adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memprediksikan jumlah cadangan yang ada, karakteristik dari fluida di bawah permukaan tanah termasuk juga tekanan di formasi tersebut. Selanjutnya di teknik produksi dipelajari bagaimana cara memproduksi fluida tersebut supaya sampai di permukaan, termasuk teknologi-teknologi apa saja yang nantinya harus diterapkan ketika sumur sudah terbentuk. Nah setelah mengetahui titik lokasi yang akan dijadikan lubang sumur, masalah design dan pelaksanaan pemboran adalah bagian dari teknik pemboran. Setelah sumur selesai dan siap diproduksikan, bidang teknik reservoir dan produksi untuk diperlukan untuk me-maintain sumur tersebut. Ada kalanya sumur yang sudah terproduksi perlu di perbaiki dengan melakukan kerja ulang. Di sini jugalah peran teknik pemboran atau secara spesifik workover/well service engineering diperlukan untuk melaksanakan pengontrolan sumur sehingga proses kerja ulang dapat dilaksanakan.Mahasiswa yang mengambil Prodi Teknik Perminyakan akan belajar ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan ekstraksi (eksplorasi dan eksploitasi) minyak, gas bumi, dan panas bumi. Termasuk di dalamnya tentang aplikasi prinsip-prinsip ilmu teknik (engineering principles), manajemen, dan keekonomian dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan-kegiatan penemuan, produksi, serta transportasi sumber daya alam tersebut di atas.

Proses Terbentuknya minyak Bumi


Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.-Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), permintaan minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata 1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020), permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph. (Sumber data: http://dtwh2.esdm.go.id/dw2007/)-Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.
Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul terjadinya minyak bumi, antara lain:
1. Teori Anorganik (Abiogenesis)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan seperti dibawah ini:
Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses kimia, yaitu :
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Reaksi yang terjadi:
alkali metal + CO2 karbida
karbida + H2O ocetylena
C2H2 C6H6 komponen-komponen lain
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam.
2.Teori Organik (Biogenesis)
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik yaitu:- Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.- Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.- Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.- Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.- Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.- Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:- pengumpulan zat organik dalam sedimen- pengawetan zat organik dalam sedimen- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap.3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar Cox diantaranya adalah:Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya:1. Degradasi thermalAkibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat penting.2. Reaksi katalisAdanya katalis dapat mempercepat proses kimia.3. RadioaktivasiPengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.4. Aktifitas bakteri.Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.
Zat organik sebagai bahan sumberJenis zat oragink yang dijadikan sumber minyak bumi menurut para ahli dap[at disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.