Peretakan hidrolik didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan produktivitas lapisan penghasil hidrokarbon dengan jalan peretakan lapisan tersebut secara hidrolis. Untuk melakukan peretakan digunakan cairan peretak, yang dipompakan ke permukaan reservoir hingga melampaui batas kekuatan batuan.
Setelah terjadi retakan, pemompaan cairan hidrolik masih dilanjutkan, agar retakan yang terjadi bertambah lebar dan memanjang jauh ke dalam batuan. Untuk menghindari tertutupnya kembali retakan, sebagai tahap akhir, pada cairan peretak yang diinjeksikan ditambahkan material pengganjal (proppinq agent). Propping agent ini akan terbawa masuk ke dalam retakan dan akan mengisi seluruh bagian retakan. Bila pemompaan semua propping agent telah dipompakan ke dalam sumur pemompaan dihentikan.
Propping agent akan tetap berada didalam retakan, dengan demikian didalam retakan batuan terisi propping agent yang permeabilitasnya lebih baik dari pada permeablitas batuan formasi. Sebagai kriteria pemilihan sumur untuk distimulasi adalah sumur-sumur yang mempunyai “Damage Ratio” (DR) kecil Damage Ratio adalah perbandingan antara permeabilitas nyata terhadap permeabilitas aslinya. Permeabilitas absolut asli diperoleh dari data re, sedangkan permeabilitas nyata diperoleh dari uji tekanan dalam bentuk permeabilitas relatif.
Retakan yang dihasilkan dapat menembus zone yang rusak (damage zone) dan mungkin pula dapat menghubungkan daerah yang porous permeable dengan lubang sumur yang semula terhalang oleh suatu penghalang (barrier). Karena permeabilitas retakan lebih besar dari pada permeabilitas formasi, maka aliran fluida dari reservoir menuju ke lubang sumur menjadi lebih lancar.
[LIKE blog nya dulu ya sebelum download]
selanjutnya download disini...