Kasus Ambalat mencuat lagi, setelah terakhir tahun 2005. Apa sebenarnya yang dipertahankan? Benarkah blok yang luasnya 15.235 kilometer persegi, ditengarai mengandung kandungan minyak dan gas yang dapat dimanfaatkan hingga 30 tahun.
Menurut para ahli perminyakan, memperkirakan nilai cadangan minyak dan gas yang terkandung di Ambalat mencapai Rp 4.200 triliun atau tiga kali hutang Indonesia.
Melihat kondisi demikian, Malaysia paham betul bahwa di dekat Sipadan dan Ligitan, khususnya di blok Ambalat terkandung cadangan minyak dan gas bumi yang cukup menjanjikan. Itu artinya, konflik Ambalat adalah konflik ekonomi karena kandungan minyak dan gas bumi yang cukup besar.
Karena itulah Malaysia mengklaim Ambalat sebagai kawasan yang patut dipertahankan, melalui peta unilateral yang dikeluarkan secara sepihak pada tahun 1979, sedangkan Indonesia berkeyakinan Ambalat masuk wilayah Indonesia seperti yang termuat dalam peta buatan TNI Angkatan Laut.
Mungkin, bagi Indonesia, kasus Sipadan dan Ligitan tahun 2002, menjadi pelajaran berharga. Sehingga dalam kasus Ambalat ini, Indonesia tidak ingin salah langkah lagi.
Disisi lain, seperti diketahui pada 16 Februari lalu setelah perusahaan minyak Petronas Malaysia memberikan izin kepada perusahaan Shell (Belanda-Inggris) untuk mengeksplorasi kawasan blok minyak XYZ (demikian Malaysia menyebutnya) di kawasan Ambalat.
Padahal daerah "cadangan Ambalat" ini (istilah Indonesia), telah dieksplorasi terlebih dahulu oleh perusahaan ENI (Italia) dan Unocal (AS) atas pemberian izin Pemerintah Indonesia tahun 1980-an. Blok Ambalat disebut-sebut memiliki kandungan minyak dan gas bumi yang sangat besar.
Sehingga saling tarik menarik wilayah Ambalat semakin alot. Lalu bagaimana mengetahui kalau Ambalat memiliki kandungan yang luar biasa besarnya bagi perekonomian bangsa.
Dikutip dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), untuk mengetahui bagaimana situasi daerah dapat terdeteksi memiliki kandungan sumber daya mineral, salah satu caranya adalah dengan menggunakan bantuan alat Remote Sensing, dan penggunaan alat ini terbukti memiliki kemampuan yang bisa diandalkan.
Menurut para ahli perminyakan, memperkirakan nilai cadangan minyak dan gas yang terkandung di Ambalat mencapai Rp 4.200 triliun atau tiga kali hutang Indonesia.
Melihat kondisi demikian, Malaysia paham betul bahwa di dekat Sipadan dan Ligitan, khususnya di blok Ambalat terkandung cadangan minyak dan gas bumi yang cukup menjanjikan. Itu artinya, konflik Ambalat adalah konflik ekonomi karena kandungan minyak dan gas bumi yang cukup besar.
Karena itulah Malaysia mengklaim Ambalat sebagai kawasan yang patut dipertahankan, melalui peta unilateral yang dikeluarkan secara sepihak pada tahun 1979, sedangkan Indonesia berkeyakinan Ambalat masuk wilayah Indonesia seperti yang termuat dalam peta buatan TNI Angkatan Laut.
Mungkin, bagi Indonesia, kasus Sipadan dan Ligitan tahun 2002, menjadi pelajaran berharga. Sehingga dalam kasus Ambalat ini, Indonesia tidak ingin salah langkah lagi.
Disisi lain, seperti diketahui pada 16 Februari lalu setelah perusahaan minyak Petronas Malaysia memberikan izin kepada perusahaan Shell (Belanda-Inggris) untuk mengeksplorasi kawasan blok minyak XYZ (demikian Malaysia menyebutnya) di kawasan Ambalat.
Padahal daerah "cadangan Ambalat" ini (istilah Indonesia), telah dieksplorasi terlebih dahulu oleh perusahaan ENI (Italia) dan Unocal (AS) atas pemberian izin Pemerintah Indonesia tahun 1980-an. Blok Ambalat disebut-sebut memiliki kandungan minyak dan gas bumi yang sangat besar.
Sehingga saling tarik menarik wilayah Ambalat semakin alot. Lalu bagaimana mengetahui kalau Ambalat memiliki kandungan yang luar biasa besarnya bagi perekonomian bangsa.
Dikutip dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), untuk mengetahui bagaimana situasi daerah dapat terdeteksi memiliki kandungan sumber daya mineral, salah satu caranya adalah dengan menggunakan bantuan alat Remote Sensing, dan penggunaan alat ini terbukti memiliki kemampuan yang bisa diandalkan.
Selain itu, pada dasarnya bumi memiliki permukaan dan variabel yang sangat kompleks. Relief topografi bumi dan komposisi materialnya menggambarkan bebatuan pada mantel bumi dan material lain pada permukaan dan juga menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan.
Masing-masing tipe bebatuan, patahan di muka bumi atau pengaruh-pengaruh gerakan kerak bumi serta erosi dan pergeseran-pergeseran muka bumi menunjukkan perjalanan proses hingga membangun muka bumi seperti saat ini.
Proses ini dapat dipahami melalui disiplin ilmu geomorfologi. Eksplorasi sumber daya mineral merupakan salah satu aktivitas pemetaan geologi yang penting. Pemetaan geologi sendiri mencakup identifikasi pembentukan lahan (landform), tipe bebatuan, struktur bebatuan (lipatan dan patahannya) dan gambaran unit geologi.
Saat ini hampir seluruh deposit mineral di permukaan dan dekat permukaan bumi telah ditemukan.
Karenanya, pencarian sekarang dilakukan pada lokasi deposit jauh di bawah permukaan bumi atau pada daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Metode geofisika dengan kemampuan penetrasi ke dalam permukaan bumi secara umum diperlukan dalam memastikan keberadaan deposit minyak bumi dan gas.
Masing-masing tipe bebatuan, patahan di muka bumi atau pengaruh-pengaruh gerakan kerak bumi serta erosi dan pergeseran-pergeseran muka bumi menunjukkan perjalanan proses hingga membangun muka bumi seperti saat ini.
Proses ini dapat dipahami melalui disiplin ilmu geomorfologi. Eksplorasi sumber daya mineral merupakan salah satu aktivitas pemetaan geologi yang penting. Pemetaan geologi sendiri mencakup identifikasi pembentukan lahan (landform), tipe bebatuan, struktur bebatuan (lipatan dan patahannya) dan gambaran unit geologi.
Saat ini hampir seluruh deposit mineral di permukaan dan dekat permukaan bumi telah ditemukan.
Karenanya, pencarian sekarang dilakukan pada lokasi deposit jauh di bawah permukaan bumi atau pada daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Metode geofisika dengan kemampuan penetrasi ke dalam permukaan bumi secara umum diperlukan dalam memastikan keberadaan deposit minyak bumi dan gas.
Akan tetapi informasi awal tentang kawasan berpotensi untuk eksplorasi mineral lebih banyak dapat diperoleh melalui interpretasi ciri-ciri khusus permukaan bumi pada foto udara atau citra satelit.
Proses pembentukan minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakan dari hasil tumbuhan laut (terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi.
Berdasarkan itu juga, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) akan memperpanjang masa eksplorasi Blok East Ambalat, yang dioperasikan Chevron Indonesia Company. Blok yang terletak di perbatasan RI-Malaysia ini kontraknya akan berakhir 2010 mendatang.
Kepala BP Migas R Priyono mengatakan perpanjangan akan diberikan selama empat tahun, dan perpanjangan pun diberikan karena pemerintah melihat blok tersebut bernilai strategis.
Bahkan, pemerintah dalam hal ini Departemen ESDM diminta untuk memberikan perpanjangan kontrak, namun keputusan akhir di tangan pemerintah. Proses di Ambalat sendiri sekarang ini, kata dia, masih melakukan survai seismik.
Sementara East Ambalat diklaim oleh negeri jiran Malaysia sebagai wilayah eksplorasi mereka. Selain East Ambalat, Malaysia juga mengklaim Blok Ambalat yang dioperasikan ENI sebagai miliknya. Sedang, Blok Bukat yang juga berada di perbatasan utara dengan Malaysia tidak diklaimnya.
Blok Bukat yang dioperasikan ENI direncanakan mulai berproduksi minyak dan gas pada tahun 2010. Berdasarkan perkiraan awal dari lima sumur yang sudah dibor, terdapat penemuan migas cukup besar di Lapangan Aster yakni mencapai 30.000-40.000 barel minyak per hari.
Proses pembentukan minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakan dari hasil tumbuhan laut (terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi.
Berdasarkan itu juga, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) akan memperpanjang masa eksplorasi Blok East Ambalat, yang dioperasikan Chevron Indonesia Company. Blok yang terletak di perbatasan RI-Malaysia ini kontraknya akan berakhir 2010 mendatang.
Kepala BP Migas R Priyono mengatakan perpanjangan akan diberikan selama empat tahun, dan perpanjangan pun diberikan karena pemerintah melihat blok tersebut bernilai strategis.
Bahkan, pemerintah dalam hal ini Departemen ESDM diminta untuk memberikan perpanjangan kontrak, namun keputusan akhir di tangan pemerintah. Proses di Ambalat sendiri sekarang ini, kata dia, masih melakukan survai seismik.
Sementara East Ambalat diklaim oleh negeri jiran Malaysia sebagai wilayah eksplorasi mereka. Selain East Ambalat, Malaysia juga mengklaim Blok Ambalat yang dioperasikan ENI sebagai miliknya. Sedang, Blok Bukat yang juga berada di perbatasan utara dengan Malaysia tidak diklaimnya.
Blok Bukat yang dioperasikan ENI direncanakan mulai berproduksi minyak dan gas pada tahun 2010. Berdasarkan perkiraan awal dari lima sumur yang sudah dibor, terdapat penemuan migas cukup besar di Lapangan Aster yakni mencapai 30.000-40.000 barel minyak per hari.