Thursday, April 28, 2011

Gulf of Mexico Horizon Blow Out

Ini adalah rangkuman mengenai tugas ALP, hanya dua plug yang keren analisanya, Plug K sama Plug L, ga tau mereka beneran nganalisa atau copy paste dari internet, secara pas ane bikin nih tugas ada plug yang comot dari internet, bahas inggris, trs asal di edit pake google translator..malu2in sumpah -__-

Oke, disini adalah hasil karya dari plug K sama L yang sory, menurut ane alay abis, terlihat dari penampakan mereka di foto antar plug. Mereka itu calon engineer, bukan boyband.

Untuk pertama kali nya, raksasa perminyakan British Petroleum (BP) mengalami kerugian besar sejak tahun 1992. Sejarah buruk pengeboran lepas pantai pun kembali tercatat sejak meledaknya anjungan Deepwater Horizon di Teluk Meksiko, beberapa km dari Lousiana, Amerika Serikat, 20 April 2010 lalu yang menewaskan 11 pekerja dan menyebabkan tumpahan minyak secara besar-besaran. Kerugian ekonomi dan kerusakan ekosistem di Teluk Meksiko pun menambah parah dampak bencana ini.

Hingga saat ini, satu tahun setelah tragedi yang menewaskan 11 orang itu, bangkai hewan-hewan laut yang diselimuti minyak masih sering ditemukan di pantai-pantai yang tercemar. Dan kini 120.000 orang menanti kompensasi akibat tragedi itu.
Tragedi ini disebabkan karena meledaknya anjungan Deepwater Horizon di Teluk Meksiko, kemudian tenggelam, sehingga menyebabkan tumpahnya minyak ke Teluk hingga 5 juta barrel per harinya. Sekitar 48,000 orang masih bekerja untuk memperbaiki lingkungan yang tercemari minyak.
Usaha penutupan kebocoran sumur sudah dilakukan oleh BP, diantaranya pembangunan katup semen dengan menerjunkan kapal selam robot ke titik kebocoran, melakukan pengeboran miring (relief well) untuk mencapai titik kebocoran kemudian menutupnya secara permanen, dll. Dan akhirnya, setelah empat bulan pengeboran relief well, pemboran miring BP berhasil menutup kebocoran. Langkah penutupan ini disesuaikan dengan teori mud engineer, yang mana mula-mula dibuat sumur alternatif untuk mencapai titik kebocoran, kemudian dipompakan lumpur berdensitas berat (lebih berat dari minyak yang menyembur) untuk menekan balik arus semburan lalu menutup kebocoran secara permanen dengan memompakan semen ke dalam sumur. Di sisi lain, usaha untuk membersihkan tumpahan minyak di teluk meksiko diantaranya: penyedotan minyak oleh kapal tanker, pengalihan minyak ke laut yang jauh dari pemukiman penduduk kemudian membakarnya, dll. Pemerintah Amerika Serikat menyatakan (BBC.com, 17 september 2010) bahwa tiga perempat total tumpahan minyak telah berhasil dibersihkan, dan seperempat nya lagi secepatnya akan selesai
Pemerintah menuntut tanggung jawab BP dan instansi-instansi terkait atas peristiwa ini. Akibat bencana itu BP mengalami kerugian US$40,9 miliar atau sekitar Rp 384 triliun. Perusahaan ini juga menyediakan US$20 miliar atau hampir Rp172 triliun untuk membayar ganti rugi kepada masyarakat, pemerintah AS dan untuk perbaikan lingkungan yang tercemari minyak.

Kronologi Bencana

1. Sumur telah mencapai kedalaman 13.293 ft di bawah dasar laut. Rangkaian terakhir casing produksi telah dimasukkan dari well head ke dasar formasi dan disemen pada tanggal 19 April 2010.

2. Hanya 51 barel semen yang digunakan dalam proses penyemenan ini. Hal tersebut berati ada masalah dalam penyemenan antara production casing 7 inch dengan 9 7/8-inch protection casing (Gambar 2).
3. Terjadi loss circulation. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas reservoir yang baik, tekanan rendah atau keduanya, dan dapat mengakibatkan lubang sumur membesar serta menyebabkan sulit untuk membuat cement seal yang baik antara casing dan formasi. Hal tersebut juga tidak bisa untuk memastikan efektivitas cement seal tanpa menjalankan cement bond-log, dan hal tersebut tidak dilakukan.

4. semen yang mengandung aditif nitrogen dimasukkan untuk membuat semen lebih ringan sehingga akan lebih mudah mengalir dan menutup daerah antara casing dan zona lost circulation-washout. Ini juga mungkin telah berkurang efektivitasnya penyegelan. Gas dari reservoir mungkin telah diencerkan viskositas semen.

5. Sambil menunggu sekitar 20 jam untuk semen mengering pada tanggal 20 April, para kru mulai menggantikan fluida pemboran (lumpur) di dalam sumur dan riser dengan air laut sebelum mengatur cement plug dan bergerak dari lokasi. Lumpur ini dipompa ke dalam tangki di permukaan, dan kemudian untuk platform pasokan kapal rig berikutnya (kapten yang memberikan bukti sebelum sidang MMS minggu terakhir).

6. Air laut jauh lebih ringan dari lumpur pemboran jadi ada gaya tekan ke bawah yang kurang di dalam lubang sumur untuk menyeimbangkan aliran gas dari reservoir. Supervisor pengeboran tahu bahwa ada gas di cairan pengeboran karena flare. Dapat dilihat di Gambar 3.

7. Chart parameter pengeboran selama dua jam terakhir sebelum ledakan menunjukkan bahwa riser dan pada kedalaman di atas 3.000 kaki dari lubang sumur itu sepenuhnya telah tergantikan oleh air laut pada pukul 20:00 tanggal 20 April, dan kru mulai mensirkulasikan fluida pengeboran 10 menit kemudian(20:10), volume mud pit mulai meningkat karena masuknya gas (Gambar 4).Volume meningkat begitu banyak, dari grafik terlihat terjadi empat kali poeningkatan volume. Ketika kru berhenti memompakan fluida pemboran pada 21:08, volume mud pit menurun dan hal ini menurunkan kekhawatiran terhadap masuknya gas.

8. Pada pukul 21:30, mereka menghentikan proses pemompaan fluida pemboran dan sirkulasi, tetapi volume lubang terus meningkat (Gambar 5). Tekanan stand pipe meningkat dan menurun dua kali 21:30-21:42 (tekanan stand pipe umumnya menunjukkan bottom hole pressure). Proses ini bersamaan dengan peningkatan volume yang stabil di mud pit, menunjukkan bahwa lonjakan gas memasuki fluida pengeboran dari kolom gas di bawah wellhead, dan di luar casing produksi 7-inci. Gas mungkin telah masuk pada saat proses penyemenan di dekat bagian bawah sumur yang tidak sempurna dan, sekarang, gas telah mencapai seal dan pack off untuk memisahkan dari riser di dasar laut

9. Pada 21:47, tingkat tekanan stand pipe dan volume mud pit mulai melonjak tinggi, dan aliran air terukur di permukaan. Dan dimulailah blow out.Antara 21:47 dan 21:49 gas di luar casing produksi 7-inci masuk ke dalam casing dan menembus seal well head dan pack-off yang memisahkan lubang sumur dari riser. Seketika, Gas mendorong air ke luar dari riser sampai ke crown block. Kemudian, gas terbakar dan meledak.

CARA PENANGGULANGAN
Prosedur Top Kill
Tujuan Utama dari proses top kill ini adalah memompakan lumpur pekat (heavy mud) ke dalam sumur sehingga dapat mengurangi tekanan dan kemudian aliran dari sumur diharapkan akan berkurang. Sekali kill mud telah berada didalam sumur dan sumur padam, maka kemudian akan diikuti oleh pemberian semen untuk menutup kebocoran.
Dalam rangka penerapan prosedur top kill ini, diperlukan peralatan dengan kemampuan pompa (killing rate) yang setinggi mungkin, yang mana hal ini tidak menyangkut dengan flow rate minyak dari dalam sumur, peralatan pompa ini untuk memaksa lumpur mengalir masuk kedalam sumur. Metode ini akan dikombinasikan dengan penggunaan fluida pengeboran yang pekat (heavy drill fluid) yang dirancang untuk menghentikan aliran sumur pada akhirnya. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya untuk kedalaman laut seperti ini. Hal ini akan sangat rumit – dan melibatkan beberapa prosedur yang rumit berjalan bersamaan.

Penampakan anak anak minyak alay yang merasa diri mereka boyband

Tambah merasa diri mereka rocker

Itu dua plug yang dapet kesempatan mejeng di blog gw, buat plug lainnya, sorry yee, bukan berarti analisa kalian jelek dan ga mutu, tapi emg ada yg ga mutu gara2 ngasal masukin di google translator, sakit ati aku kalian kayak ga niat ngerjain tugas :p

tetep semangat yaa..jangan alay2 kalo jadi orang, belajar buat responsi! :D

P.V=n.R.T means with ideal woman! :D Hell yeah!

Ada yg tau maksud judul itu?

Iya, itu merupakan hukum gas ideal, Gas pada dasarnya sangat rumit jika untuk dipelajari secara konservatif. Karena itu perlu penyederhanaan tersendiri. Dengan menganggap gas sebagai gas ideal, kamu akan menyederhanakan dalam mempelajari gas.
Gas ideal adalah gas yang memenuhi beberapa syarat tertentu. Gas ideal memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Jumlah partikel gas banyak sekali tetapi tidak ada gaya tarik menarik antar partikel
2. Semua partikel bergerak dengan acak
3. Ukuran gas sangat kecil bila dibanding dengan ukuran wadah, jadi ukuran gas diabaikan
4. Setiap tumbukan yang terjadi bersifat lenting sempurna
5. Partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruang dalam wadah
6. Partikel gas memenuhi hukum newton tentang gerak

Itulah kriteria kriteria untuk memenuhi hukum gas ideal, namun sayang dalam kehidupan nyata sebenarnya tidak ada gas ideal, ini hanya permisalan saja.

Seperti wanita, semua itu hanya permisalan, dan hanya ada dalam dunia imaginer seorang pria yang berharap mendapatkan wanita terbaik di dunia ini.

Di dunia ini, ga ada gas yang ideal, selalu ada yang namanya Z factor atau faktor koreksi untuk mendapatkan nilai gas yang tepat. Gas akan selalu mengalami perubahan dalam keadaan pressure dan temperature yang berbeda. Itulah gas.

Begitu pula wanita, ga ada wanita yang sempurna di dunia ini, secantik apapun wanita, pasti ada sisi ga cantiknya, sekuat apa pun wanita, pasti ada sisi lemahnya, dan secerdas apapun wanita pasti ada sisi bodohnya, dan sekali lagi, itulah wanita. Dalam membentuk wanita dengan kondisi ideal, dibutuhkan pula Z Factor untuk membuat wanita bener bener menjadi wanita yang sempurna.

Jujur, saya pribadi juga berharap bisa dapatkan wanita yang ideal, dan wanita ideal saya pasti berbeda dengan wanita ideal2 pria pria lain di dunia. Seperti gas, gas pun juga memiliki kriteria di tempat satu dengan tempat lainnya. Bisa di "Kondisikan" sama asal harus ada kondisi yang diatur disana. Apapun itu, sekali lagi seperti wanita, semua butuh pengkodisian yang berbeda beda.

Mendambakan mendapatkan calon istri seorang dokter berjilbab sholehah, berperawakan seperti gitar spanyol, toefl minimal 450, pinter masak, cantik, dan berwawasan luas. Alay kan kriteria gw tentang wanita? Mungkin itu adalah kriteria wanita ideal menurut pendapat gw, tapi ga ada kata ideal, bakal sulit naudzubillah buat ngedapetin seorang dokter. hahahaha.. Siapapun nanti saya udah ga bawel kok buat masalah pasangan hidup, ikhlaaasss..ga mau macem2. karena saya sadar, wanita ideal hanya ada di surga, bidadari di surga :)

Yaah, bagaimana pun nanti, seandainya memang tidak ada wanita yang memenuhi kriteria PV=nRT, saya akan berusaha menjadi Z factor terbaik untuk dia, saya akan mencoba tutupi semua kelemahannya dengan semua yang saya punyaa. ceilaaah.

yaaah, P.V=n.R.T means with ideal woman! :D Hell yeah!
Inilah gas ideal menurut penulis, pantes ga? itu foto mantan gw, tangan kanan di pundaknya itu tangan gw, gw ga mau sombong aja, jadi gw crop XD

Monday, April 25, 2011

Jawaban dari Pertamina atas Blok Madura :)

Pertamina Siap Kelola West Madura Offshore

Jakarta, 16 April 2011 – Komitmen Pertamina untuk mengelola West Madura Offshore (WMO) telah disampaikan kepada Pemerintah sejak 2 tahun lalu sebelum berakhirnya kontrak 6 Mei 2011, tetapi hingga saat ini belum ada keputusan pasti tentang pengelolaan blok tersebut. hal inilah yang menyebabkan terus menurunnya produksi dilapangan tersebut dari 19.000 barrel/hari menjadi hanya 14.000/hari. Pertamina juga telah menyiapkan sumber daya manusia untuk masa transisi pengelolaan WMO dan untuk pengembangan lapangan tersebut Pertamina menawarkan target perolehan produksi hingga 30.000 barrel/hari. Dari total alokasi belanja modal sektor hulu Rp. 28,4 trilyun, Pertamina telah mencadangkan alokasi untuk pengembangan WMO dengan skema pengelolaan 100%. Pengelolaan dan pengembangan WMO tidak jauh berbeda dengan konsep pengambangan yang dilakukan Pertamina untuk Lapangan Offshore North West Java (ONWJ) yang saat ini produksinya berhasil ditingkatkan dari 21.000 barrel per hari menjadi 30.000 barrel per hari minyak dan 200 juta kaki kubik (MMSCFD) gas pada saat ini.

Pertamina merupakan satu-satunya perusahaan minyak di Indonesia yang berhasil meningkatkan produksinya dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2010 produksi Pertamina mencapai 190,7 ribu barrel/hari minyak dan 1.458 juta kaki kubik gas per hari atau ekuivalen 443,5 ribu barrel oil ekuivalen.

Pada 2011, target produksi Pertamina 208 ribu barrel/hari minyak dan produksi 1.520 juta kaki kubik gas perhari atau ekuivalen 470,31 ribu barrel oil equivalen. Untuk tetap mempertahankan pertumbuhan produksi dan penambahan cadangan baru pada tahun 2011, Pertamina menargetkanmeliputi pengeboran eksplorasi 76 sumur dan 221 sumur pengembangan.

Pertamina mempunyai success story dalam meningkatkan produksi minyak di blok-blok yang telah diambil alih, misalnya di Blok Limau yang sebelumnya dikelola oleh Talisman saat ini produksinya meningkat dari 6000 barrel/hari menjadi 11.300 barrel/hari setelah diambil alih Pertamina. Demikian juga Blok Sanga sanga – Tarakan yang sebelumnya dikelola oleh Medco meningkat dari 4.300 barrel/hari menjadi 7.500 barrel/day, Blok Sukowati yang dikelola Pertamina dengan Petrochina meningkat dari 40.000 barrel/day menjadi 48.000 barrel/hari.

Pada 2011, Pertamina mengalokasikan belanja modal sebesar Rp. 37,1 Trilyun atau meningkat 86,4% dibandingkan prognosa 2010 sebesar Rp. 19,9 Trilyun. Belanja modal ini 76,4% atau sebesar Rp. 28,4 Trilyun akan dibelanjakan untuk sektor hulu dan 23,6% lainnya untuk pengembangan di sektor hilir. Untuk mencapai target tersebut Pertamina akan terus mempercepat transformasi yang sedang berjalan melalui peningkatan pertumbuhan cadangan dan produksi minyak, gas dan panasbumi di sektor hulu, meningkatkan added value di pengolahan dan lebih ekspansif di pemasaran produk-produk unggulan di sektor hilir.

Surat Terbuka Pekerja PERTAMINA Kepada Presiden RI Tentang Pengelolaan Blok Offshore West Madura

Surat Terbuka Pekerja PERTAMINA Kepada Presiden RI Tentang Pengelolaan Blok Offshore West Madura

Written by FSPPB Publication
Rabu, 20 April 2011

Sehubungan dengan akan berakhirnya kontrak PSC-JOA Offshore West Madura pada tanggal 06 Mei 2011, Pekerja PERTAMINA dalam wadah Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menyampaikan harapan dan tuntutan kepada Negara melalui Bapak Presiden sebagai Kepala Pemerintahan agar Pengelolaan blok Offshore West Madura diserahkan sepenuhnya kepada PERTAMINA dengan pertimbangan dan alasan sebagai berikut :

1. Bahwa kebijakan dan komitmen strategis Pemerintah untuk menjadikan PERTAMINA sebagai pemegang kedaulatan dan kemandirian (to play a key role) migas Indonesia sudah seharusnya ditunjukkan dengan mengamanatkan PERTAMINA sebagai pengelola blok strategis di Indonesia sebagaimana dimaksud LOI Pemerintah Indonesia – IMF tanggal 20 Januari 2000 article no. 82, PP 35/2004 Pasal 5, PP 34/2005 Pasal 14 dan 28, serta UU 22/2001 Pasal 2, Pasal 3, dan Penjelasan Pasal 61.

2. Bahwa pengelolaan blok Migas dengan potensi cadangan minyak sebesar 22,22 juta barrel dan gas sebesar 219,8 BCFG akan mempercepat PERTAMINA menjadi Perusahaan yang ideal dan kuat dengan adanya keseimbangan pengelolaan sektor hulu dan hilir PERTAMINA yang merupakan strategi bisnis migas dunia.

3. Bahwa Offshore West Madura adalah blok dengan kategori berisiko “sedang” sehingga Pekerja PERTAMINA memiliki kemampuan dan pengalaman teknis - menajerial yang lebih dari cukup untuk pengelolaan Blok dimaksud.

4. Bahwa Pekerja PERTAMINA sangat sadar dan bangga akan kemampuannya untuk menjadi salah satu pilar bangsa yang berkontribusi untuk kemakmuran rakyat Indonesia sehingga mengelola blok Offshore West Madura akan semakin meningkatkan kinerjanya seperti yang dibuktikan dengan kemampuan PERTAMINA meningkatkan produksi sepanjang tahun termasuk lapangan-lapangan yang diakusisi seperti Onshore West Jawa (22.000 vs 32.000 bopd), Tarakan Kaltim (4.300 vs 5.400 bopd ), dan Limau Sumsel (6.000 vs 12.000 bopd).

5. Dalam hal Pemerintah memandang perlu adanya kerja sama pengelolaan blok Offshore West Madura dimaksud dengan pihak lain, maka pemberian share sampai 50persen dari 100persen PI (kepemilikan) awal PERTAMINA atas blok dimaksud kepada pihak lain akan mendapatkan dana segar sebesar USD 1 Milyard yang jauh lebih besar daripada memperpanjang kontrak KODECO & CNOOC yang hanya memberikan USD 10 Juta kepada Negara sebagai signature bonus.

6. Pemberian pengelolaan blok migas kepada pihak lain berpotensi tidak akan meningkatkan produksi karena mendapatkan selembar kertas kontrak/konsesi cukup untuk mendongkrak nilai saham perusahaannya sehingga peningkatan volume produksi yang riil menjadi tidak penting dan pada akhirnya target sektor migas menjadi salah satu pilar perekonomian Indonesia akan menjadi tidak berarti.

7. Aroma “permainan” sangat kental dalam penetapan pengelolaan blok Offshore West Madura ini karena BPMIGAS sebenarnya telah menetapkan PERTAMINA sebagai OPERATOR sesuai dengan suratnya nomor 238/BP00000/2003-S0 tanggal 05 Mei 2003, namun kenyataannya pihak lain yang menjalankan tugas sebagai operator sehingga perlu diinvestigasi lebih lanjut.

8. Bahwa konstelasi yang berkembang dalam pengelolaan blok Offshore West Madura ini terindikasi mengarah kepada permainan bisnis yang kotor dan jauh dari semangat untuk memenuhi kepentingan/kemakmuran Rakyat Indonesia karena bagaimana mungkin ada perusahaan yang mau mengambil saham pemegang kontrak yang waktunya hanya tersisa dua bulan lagi (terminasi 06 Mei 2011) tanpa adanya janji-janji dari pihak tertentu.

Demikian usulan ini disampaikan kepada Bapak Presiden RI untuk dapat menjadi pertimbangan pengelolaan blok Offshore West Madura sepenuhnya kepada PERTAMINA (PI 100persen) sebagai bentuk komitmen terhadap kemandirian pengelolaan energi nasional dalam rangka membangun bangsa dan negara yang berdaulat dan kuat.

Melalui surat terbuka ini juga FSPPB menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh begitu banyak LSM/ORNOP, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Serikat Pekerja di Lingkungan Migas, Serikat Pekerja di Lingkungan BUMN, dan Lembaga/Kelompok Masyarakat/Profesional lainnya terhadap perjuangan penguasaan blok Offshore West Madura ini.

FSPPB percaya bahwa bentuk dukungan nyata dari semua pihak akan bermanfaat dan perlu dikonsolidasikan lebih lanjut untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.

Demikian surat terbuka ini disampaikan sebagai amanah organisasi FSPPB untuk mampu menjadi salah satu bagian terpenting yang peduli terhadap nasib bangsa dan senantiasa waspada terhadap pihak manapun yang hanya ingin mendapatkan keuntungan di atas kerugian negara.

Terima kasih atas perhatiannya.

Jakarta, 20 April 2011

Presiden, Ketua Tim Delapan
Ugan Gandar Faisal Yusra


Sumber: Milis Migas Indonesia

bagaimana Pendapat anda?

Sunday, April 24, 2011

Were we born as a mud engineers?

Kunci jawaban minggu ini tentang swab and surge pressure aja yee :P
yang lain soale dah bener semua, dan slide jawabane ada di septian christiantoro, minta langsung ke dia. Mu di uplod ke 4shared gagal terus soale.

Disini saya akan memberikan sedikit gambaran mengenai responsi dan soal soal pre-test dari praktikum minggu terakhir.

1. Praktikum minggu terakhir adalah mengenai oil base mud, HPHT fiter press, sama rolling oven.

2. Akan diberi kesempatan buat re-practice alat2 praktikum sebagai persiapan responsi.

3. Responsi akan dilakukan 2 jenis ujian, praktek dan teori. Ujian praktek akan dilakukan 1 minggu, dimulai setelah ujian UTS. Dengan jadwal sesuai jadwal praktikum. Di hari sabtu/minggunya akan dilakukan ujian tertulis secara serentak. Info lebih lanjut tunggu mas admin.

4. Jenis ujian praktek akan berbeda dengan praktikum2 sebelumnya. Nantinya akan ada kombinasi dari teori dan praktek sebagai seorang mud engineer.
Misal: Kita minta dibuatkan lumpur dengan densitas 9.2 ppg! Cari sendiri formulanya, berapa barite yang dibutuhkan untuk mencapai 9.2 ppg (ada di tugas mingguan caranya). Atau soal praktek bisa seperti ini, Tekanan formasi lumpur 1250 Psi, buatkan lumpur yang bisa mencegah terjadinya kick maupun loss circulation.

5. Untuk ujian tertulis soal terdiri dari 100 buah dan dikerjakan dalam 2 jam. waktu dan tempat menyusul.

6. Soal2 pre-test minggu depan akan diambil dari soal2 mingguan, jadi belajar semua yaa.

7. Untuk tugas mingguan, buat makalah 1 lembar full tulisan mengenai kasus blow out di Horizon, gulf of mexico, kirim via email ke afif_vincent_bagus@yahoo.co.id dalam bentuk word, tampilkan foto2 rig yang blow out, dan ulas mengenai cara penanggulangannya dari sudut pandang seorang mud engineer. Lampirkan foto 1 plug, nanti ulasan terbaik+foto 1 plug akan saya tampilkan di blog saya dan dapet nilai tugas mingguan 90. Selama ini, nilai tugas mingguan maksimal hanya 80. :p yang gak ngumpulin nilai praktikum terancam maksimal B. Dikumpulkan maksimal Jumat, 29 April 2011 pukul 00.00 WIB. Yang telat mati lah :p.

8. Ada pertanyaan langsung hubungi saya.

Friday, April 22, 2011


METODE DARCY

Asumsi = Aliran/fasa

     Stedy state

     Aliran radial

     Homogeny


 

Q = 7,08 . 10-3 K.h (Pr - Pwf)

    µ0 . Bo (ln re/rw + S – 0.75)


 

J = 7,08.10-3 k.h

    µ0 . Bo (ln re/rw + S-0,75)


 

Q =    J (Pr - Pwf)

Q =    PI (Pr-Pwf)


 

ket :     K : permeabilitas (MD)

    h : ketebalan formasi (Ft)

    Pr: tekanan reservoir (Psi)

    µ0: Viskositas oil (Cp/p)

    Pwf: tekanan air dasar sumur (Psi)

    Bo: Faktor volume formasi minyak (BBL/STB OIL)

    re: jari-jari pengurasan (acre)

    rw: jari-jari sumur (Ft)

    S : Skin (dimension)


 

IPR (INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP)

Adalah perilaku aliran fluida dari reservoir ke dasar sumur. Hal ini terjadi pada kondisi alirannya 2 fasa.

Terjadinya aliran 2 fasa apabila adanya perubahan temperature dan tekanan dimana tekanan berada di bawah tekanan titik kritik (critical point).

Metode yang dilakukan pada IPR :

  1. Vogel
  2. Standing
  3. Horizon
  4. Fetkhovich
  5. PS
  6. Shell

 

IPR metode Vogel memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut :

  1. Aliran 2 fasa
  2. No skin (ini adalah kelemahan Vogel)
  3. Open hole
  4. Steady state (bentuk aliran)
  5. Homogeny (Radial)

 

Fungsi dari kurva IPR adalah untuk mengetahui kondisi sumur dengan mengetahui Pr, Qmax dan Pwf maka akan diperoleh Qo.

Yang membedakan metode IPR dengan ayang lain adalah :

  1. Skin
  2. Stedy state (aliran/jenis aliran)
  3. Radius pengurasan

 

BERSAMBUNG……….

Wednesday, April 20, 2011

Srikandi Perminyakan? Kenapa Tidak?

hari ini, 21 April 2011, tepat memperingati hari Kartini di Indonesia.


Siapa ibu kartini? Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya.

Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.

Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.

Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Itulah sedikit prolog dari hari kartini hari ini, lantas apa hubungannya dengan tagline kita? "Srikandi Perminyakan"

Hmm..Dunia perminyakan merupakan pekerjaan yang keras dan berbahaya, bahkan bisa dibilang merupakan pekerjaan yang kotor. Dengan pekerjaan yang penuh risk dan selalu berdampingan dengan maut.

Mayoritas orang2 yang belajar ataupun ingin terjun di dunia perminyakan ini adalah "pria", secara banyak timbul stigma bahwa pria itu kuat dan perkasa, bukan karena minum obat kuat, tapi emang dasarnya Pria ditakdirkan untuk lebih perkasa.

Tanpa mempertimbangkan hal tersebut, mari kita bahas mengenai wanita.

Wanita, merupakan makhluk teraneh di dunia, memang ini merupakan subjektifitas penulis, tapi itulah realita, mungkin 8 dari 10 pria yang saya ajukan pertanyaan ini akan menjawab hal yang sama dengan saya.

Wanita itu diciptakan sensitif, perasa, plin plan, emosian, dan tidak bisa berfikir logis. Maaf, bukan berarti saya mendeskritkan jelek wanita, tapi itulah realitanya, coba buat pria2 yang punya pacar, kalo pacar anda sedang kedatangan tamu bulanan, apa yang terjadi? pasti anda semua akan menjadi 100x lebih sabar dalam menghadapi wanita. Karena wanita ingin dimengerti kalo kata AdaBand. (saya berpengalaman dalam hal ini, walau cerita lama..hahaha..)

lanjut,
tapi jangan salah, jangan dipikir wanita tidak menderita, tiap kedatangan tamu bulanan, wanita akan selalu mengeluh karena sakitnya tamu yang melilit mereka, bayangkan kalo pria2 jg merasakan itu, hadeeeh..penulis sendiri kayake gak betah deh kalo suruh kek gitu, jadi pahala wanita itu banyak, hargai wanita yang selalu menahan rasa sakit yang melilit perutnya di tiap bulan.

Naah, wanita selalu diidentikan dengan hal hal yang lembut, Mall, anti kerja kasar, selalu bekerja bersih, rapi, wangi, cantik, dengan muka penuh make up di tiap pagi, dsb. Mungkin bs dibilang untuk itulah wanita diciptakan, "Berdandan dan belanja"
-___-"

maka setiap kami bertemu dengan univ2 lain di seluruh dunia, kami selalu bertanya "berapa ceweknya disana?", dan yang ga penting pertanyaannya "cakep2 ga cewek minyak disana?"

Itulah pertanyaan yang selalu muncul apabila kita bertemu dengan rekan2 Petroleum Engineering dari Univ2 lain.
Dan Hampir semua menjawab sama, sekitar 20% di tiap angkatan, jumlah wanita nya.

Wanita memang diciptakan fantastis, dengan sifat2 mereka yang aneh tersebut, mereka pun sanggup survive di dunia perminyakan yang terkenal keras ini, tidak sedikit posisi di Industry Oil and Gas ditempati oleh makhluk bernama wanita.

Evita Herawati Legowo Dirjen Migas,
Karen Agustiawan Dirut Pertamina (Persero), Farida Zed Kepala Pusat Data dan Informasi ESDM, Marolijn Wajong President Santos Indonesia. Belum lagi engineer engineer di lapangan, ada puluhan bahkan ratusan makhluk bernama wanita yang memegang kendali sebagai Sr. Reservoir Engineer, Sr. Production Engineer, atau bahkan Sr. Drilling Engineer yang notabene sering dimonopoli oleh pria. Belum di Services company seperti Schlumberger, Halliburton, Baker Hughes yang juga banyak wanita ikut berkecimpung didalamnya.

Dan jangan dipikir mereka tidak bisa apa2, mereka juga bisa menjadi leader di bidangnya masing masing, dan dihargai dengan basic salary yg bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Mereka kuat, cantik, fashionable, pintar, dan bisa kalahkan pria. itu objektifitas penulis melihat rekan2 penulis yang bergelut di dunia perminyakan.

Di UPN, di ITB, di UIR, di STT Migas balikpapan,di Trisakti apa lagi yang sudah menjadi rahasia umum di kalangan mahasiswa Teknik Perminyakan di Indonesia kalo ceweknya cakep cakep (berdasar survey nih, jd jgn protes..hahaha..) dan dimana aja..Wanita sudah mulai berani mengambil ranah yang dulunya dikuasai oleh para Pria.



Lihat kan foto2 diatas, mereka cantik, tapi mereka pun sanggup bekerja di lapangan, masak cowok aja kalah :p

jangan takut bersaing di Oil and gas Industry, They won't ask u, what kind of gender u're? Where do u come from? but they will ask u, what can u do for me?

jangan merasa kecil rekan rekanku yang bergender wanita, kalian juga bisa sukses kok, sapa tau nantinya kalian bisa jadi atasanku, no one knows about it, keep fighting, ini adalah jalan kalian. Ada celetukan dari rekan saya, dari Teknik Perminyakan trisakti, dia cewek, pake Jilbab, badane kecil, dia ngomong, "saya akan jadi Drilling Engineerwati" Lucu memang, tapi itulah mimpi dia, dan setelah saya ajak berdiskusi tentang dunia bikin lubang alias drilling, amat sangat nyambung, dan dia sangat interest, padahal dia 1 tahun dibawah saya, salut laah.

Kejarlah mimpi kalian wahai keturunan hawa, walau kalian diciptakan dari tulang rusuk Adam, namun, jika ada keinginan, disitu pasti ada Jalan. Kalian pasti bisa jadi hebat, melebihi kaum pria. :)

jangan lupa doa dan meminta kepada-Nya, terus berusaha.

Selamat hari Kartini buat semua srikandi srikandi perminyakan indonesia, semoga Allah bersama kalian dan memeluk mimpi2 indah kalian. :)

jadi, menjadi srikandi perminyakan? Kenapa tidak? hahahaha

Monday, April 18, 2011

Mud Engineer 3rd Week: The Dessert-Another Story of Jackpot


Oke, finally we're going to the last weekly assignment, i hope, with all of this stuffs u could get the benefits inside, and u could implement all the knowledges that we have been given to all of u. One day, we'll meet again as a teammate in oil/services company, don't afraid to dream, dream as could as u can, May God always blesses u in all ur way :)

Answer this following question using English, not in Bahasa :D

1. What do surge and swab pressure mean? Describe them, using explanation, equation and picture! The correlation between surge, swab, and kick? is/are there any correlation(s)?

2. Try to find the article about HPHT Filter press, pressurize mud balance, and rolling oven (the SOP, the functions and The Picture)write it on ur paper as complete as u could! Minimal 1 tool in one piece of letter.

3. Calculate the surge pressures that result when 4,000 ft of 10 3/4 inch OD (10 inch ID) casing is lowered inside a 12 inch hole at 1 ft/s if the hole is filled with 9.0 lbm/gal brine with a viscosity of 2.0 cp. Assume laminar flow in Closed pipe and Open pipe!

4. Describe the impacts from Drilling Fluids Contamination (Cement, Anhydrite / Gypsum, Magnesium, Salt, and carbonate), Mention the sources of the contamination, The Chemical Reaction, and the impacts in Physical Properties of Drilling Mud (8 kinds of Physical Properties)!

5. describe it:
a. Deflocculated.
b. Flocculated.
c. Aggregated.
d. Dispersed.

6. Mention 5 indicators of well kick and blow out, 5 things which is caused kick, and two methods to control well kick, describe it!

7. Do you know completion fluids? Describe what is completion fluids, how to make it? The formula? , and Mention 5 differences between completion fluids and drilling mud!

8. If u get a job vacancies, from Baroid Halliburton, to be a mud engineer, and the recruiter ask u to describe a drilling fluids in 200 words, what will u say? Describe what drilling fluids is in 200 words

9. Give some critics to this laboratory! 10 critics for the process of the practical session, 10 critics for the assistant, 10 critics for the weekly assignment and the benefits from the weekly assignment! If u be the laboratory assistant mention ur 5 idea for this lab!

Friday, April 15, 2011

Formation Completion



Pengertian dan Tujuan Well Completion
Well Completion adalah pekerjaan tahap akhir atau pekerjaan penyempurnaan untuk mempersiapkan suatu sumur pemboran menjadi sumur produksi. Untuk mendapatkan hasil produksi yang optimum dan mengatasi efek negatif dari setiap lapisan produktif maka harus dilakukan pemilihan metode well completion yang tepat dan ukuran peralatan yang sesuai untuk setiap sumur. Tidak ada dua jenis well completion yang sama persis antara sumur satu dengan yang lainnya, tetapi selalu bervariasi tergantung dari faktor yang dipertimbangkan. Tujuan dari well completion adalah mengatur aliran fluida dari formasi produktif dasar sumur ke permukaan sebaik mungkin.
           
Jenis-Jenis Formation Completion
Metoda well completion terbagi atas tiga bagian utama, yaitu bottom hole (formation) completion, tubing completion dan wellhead completion. Bottom hole completion dapat dilakukan secara open hole completion, perforated casing completion dan liner completion.
Pada tubing completion diusahakan agar mampu mengangkat fluida yang telah berada dalam lubang sumur ke permukaan dengan semaksimal mungkin. Tubing completion berdasarkan jumlah production string yang digunakan dalam satu sumur, dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu single completion, commingle completion, dan multiple completion.
Wellhead completion dimaksudkan untuk memberikan keselamatan kerja pada waktu penggantian atau pemasangan peralatan produksi dibawah permukaan dan juga berfungsi untuk mengontrol aliran fluida dari sumur.
Dari semua jenis tipe komplesi secara umum, adapun halnya yang akan dibahas lebih terperinci hanya Bottom hole (Formation) Completion.

selanjutnya download disini...

Sifat-Sifat Fisik Gas


Gas merupakan suatu fluida yang homogen dengan densitas dan viskositas rendah serta tidak tergantung pada bentuk tempat yang ditempatinya, sehingga dapat mengisi semua ruangan yang ada. Berdasarkan jenisnya, gas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gas ideal dan gas nyata.
Gas ideal, adalah fluida dimana :
·  Mempunyai molekul yang dapat diabaikan bila dibandingkan dengan volume fluida keseluruhan.
·  Tidak mempunyai tenaga tarik-menarik maupun tolak-menolak antar molekul-molekulnya, atau antara molekul-molekul dengan dinding wadahnya.
·  Tumbukan antar molekul-molekulnya bersifat lenting sempurna, sehingga tidak terjadi kehilangan tenaga akibat tumbukan tersebut.

selanjutnya download disini...

Thursday, April 14, 2011

What a nice main course :D


Jawaban minggu kedua :

1. a. Porositas batuan
Seperti telah kita ketahui bahwa formasi mempunyai permeabilitas dan lumpur pemboran memiliki sifat filtration loss, maka terjadi invasi mud filtrat, dimana fasa cair dari lumpur akan tersaring masuk ke dalam formasi yang permeabel di sekitar lubang bor tadi, sedangkan padatan lumpur (mud solids) tertinggal dan akan membentuk mud cake pada dinding lubang sumur bor. Sketsa dari invasi mud filtrat ke dalam formasi permeabel ini dapat kita lihat pada (Gambar 1).
(Gambar 1.Invasi Mud Filtrat Ke Dalam Formasi Melalui Dinding Sumur Yang Permeabel)

Apabila mud filtratnya adalah air (dari water base mud) dan formasinya mengandung clay yang menghidrate (formasi shale atau formasi dirty sands), maka akan terjadi hidrasi dan swelling (pembengkakan) dari partikel clay tadi sehingga menyebabkan berkurangnya ruang pori-pori mula-mula dari batuan reservoir, seperti yang kita lihat pada (Gambar 2), dimana didalam formasi yang bersangkutan terdistribusi material clay yang dapat mengembang (material expandable clays).
Dengan mengecilnya pori-pori batuan tadi maka akan mengakibatkan mengecilnya porositas batuan tersebut.
(Gambar 2)

b. Saturasi, permeabilitas, tekanan kapiler dan sifat kebasahan batuan.
Seperti telah dibicarakan diatas, bahwa dengan terjadinya swelling clay di dalam formasi, maka akan terjadi penyumbatan ruang pori-pori batuan dalam formasi tersebut, sehingga akan menyebabkan terhambatnya aliran fluida melalui media berpori tadi. Sebagaimana diketahui bahwa permeabilitas suatu batuan reservoir adalah merupakan ukuran kemampuan batuan tersebut untuk mengalirkan fluida melalui media berpori yang saling berhubungan di dalamnya.
Pengaruh porositas terhadap aliran fluida di dalam media berpori tidak langsung, tetapi porositas akan mempengaruhi harga permeabilitas. Pada umumnya untuk suatu lapangan dengan formasi sand stone dalam suatu lapisan, sering didapatkan hubungan yang linier antara log permeabilitas dan porositas seperti, pada Gambar 3.
(gambar 3)
Adanya material clay yang expandable dalam batuan reservoir dapat memperkecil porositas batuan tersebut. Dari hubungan di atas dapat dilihat bahwa dengan mengecilnya porositas maka permeabilitas akan turun, dan ini tidak dikehendaki, sebab dengan mengecilnya permeabilitas efektif minyak maka produktivitasnya akan turun.
Saturasi fluida dalam media berpori adalah persentase volume fluida tersebut terhadap volume ruang pori-pori. Adanya material clay yang menghidrat "irreducible water saturation". Saturasi air yang terikat oleh material clay ini merupakan karakteristik formasi shaly sands. Keadaan tersebut dapat ditunjukkan dalam (Gambar 4).
Persentase air yang terikat tadi sebesar dari ruang pori-pori sehingga bila dijumlahkan dengan Swi (ireducible water saturation) mula-mula menjadi total non movable water saturation (Swnm) sebesar : (gambar 4)
Dengan terpengaruhnya harga saturasi oleh adanya hidrasi clay, maka "Performance" saturasi terhadap aliran fluida juga akan berubah. Terjadinya clay swelling juga akan mempengaruhi tekanan kapiler, dimana pembengkakan partikel clay yang memperkecil jari-jari ruang pori-pori mengakibatkan turunnya permeabilitas. Dengan demikian tekanan kapiler akan meningkat, karena hubungannya berbanding terbalik dengan jari-jari ruang pori-pori sehingga akan menghambat pergerakan fluida yang terkandung di dalam media berpori tersebut.
Secara tidak langsung, terjadinya clay swelling di dalam formasi juga akan mempengaruhi sifat kebasahan (wettability) batuan, karena hubungannya merupakan fungsi dari tekanan kapiler dan permeabilitas batuan tadi.

2.

3.A. Spud Mud.
Spud mud digunakan untuk membor formasi bagian atas bagi conductor casing. Fungsi utamanya mengangkat cutting dan membuka lubang dipermukaan (formasi atas). Volume yang diperlukan biasanya sedikit dan dapat dibuat dari air dan bentonite (yield 100 bbl/ton) atau clay air tawar yang lain (yield 35 - 50 bbl/ton). Tambahan bentonite atau clay perlu dilakukan untuk menaikkan viskositas dan gel strength bila membor pada zone-zone loss. Kadang- kadang perlu lost circulation material. Densitas harus kecil saja.
B. Natural Mud.
Natural mud dibentuk dari pecahan-pecahan cutting dalam fasa air. Sifat-sifatnya bervariasi tergantung dari formasi yang dibor. Umumnya type lumpur ini digunakan untuk pemboran yang cepat seperti pemboran pada surface casing (permukaan). Dengan bertambahnya kedalaman pemboran sifat- sifat lumpur yang lebih baik diperlukan dan natural mud ini ditreated dengan zat-zat kimia dan aditif-aditif koloidal. Beratnya sekitar 9.1 - 10.2 ppg, dan viskositasnya 35 - 45 detik.
C. Bentonite - treated Mud.
Mencakup sebagian besar dari tipe-tipe lumpur air tawar. Bentonite adalah material yang paling umum digunakan untuk membuat koloid inorganis untuk mengurangi filter loss dan mengurangi tebal mud cake (ketebalan mud cake). Bentonite juga menaikan viskositas dan gel yang mana dapat dikontrol dengan thinner.
D. Phosphate treated Mud.
Mengandung polyphosphate untuk mengontrol viskositas dan gel strength. Penambahan zat ini akan berakibat pada terdispersinya fraksi-fraksi clay colloid padat sehingga densitas lumpur dapat cukup besar tetapi viskositas dan gel strengthnya rendah. Ia mengurangi filter loss serta mud cake dapat tipis. Tannin sering ditambahkan bersama-sama dengan polyphosphate untuk pengontrolan lumpur.Polyphosphat tidak stabil pada temperatur tinggi (sumur-sumur dalam) dan akan kehilangan efeknya sebagai thinner (poliphosphat akan rusak pada kedalaman 10.000 ft atau temperatur 160 - 180 oF, karena berubah ke- orthophosphate yang malah menyebabkan terjadinya flokulasi). Juga phosphate mud sukar dikontrol pada densitas lumpur tinggi (yang sering berhubungan dengan pemboran dalam). Dengan penambahan zat-zat kimia dan air, densitas lumpur dapat dijadikan 9 -11 ppg. Polyphosphate mud juga menggumpal bila terkena kontaminasi NaCl, calcium sulfate atau kontaminasi semen dalam jumlah banyak.
E. Organic Colloid treated Mud.
Terdiri dari penambahan pregelatinized starch atau carboxymethylcellulose pada lumpur. Karena organic colloid tidak terlalu sensitif terhadap flokulasi seperti clay, maka pengendalian filtrasinya pada lumpur yang terkontaminasi dapat dilakukan dengan organic colloid ini baik untuk mengurangi filtration loss pada fresh water mud. Dalam kebanyakan lumpur pengurangan filter loss lebih banyak dilakukan dengan koloid organic daripada dengan inorganic.
G. Calcium Mud.
Lumpur ini mengandung larutan calcium (disengaja). Calcium bisa ditambah dalam bentuk slaked lime (kapur mati), semen, plaster (CaSO4) dipasaran atau CaCl2, tetapi dapat pula karena pemboran semen, anhydrite dan gypsum.
 Lime treated Mud.
Lumpur ini ditreated dengan caustic soda atau organic thinner, hydrated lime dan untuk mendapat filter loss rendah, suatu koloid organik. Treatment ini menghasilkan lumpur dengan pH 11.8 atau lebih, dan 60 - 100 (3 - 20 epm) ppm ion Ca dalam filtrat. Lumpur ini menghasilkan viskositas dan gel strength rendah, memberi suspensi yang baik bagi material-material pemberat, mudah dikontrol pada densitas sampai 20 ppg, toleran terhadap konsentrasi garam (penyebab flokulasi) yang relatif besar dan mudah dibuat dengan filter loss rendah. Keuntungannya terutama pada kemampuannya untuk membawa konsentrasi padatan clay dalam jumlah besar pada viskositas lebih rendah daripada dengan type-type lumpur lainnya. Kecuali tendensinya untuk memadat pada temperatur tinggi, lumpur ini cocok untuk pemboran dalam dan untuk mendapatkan densitas tinggi. Pilot test dapat dibuat untuk menentukan tendensinya untuk memadat, dan dengan penambahan zat kimia pemadatan ini dapat dihalangi sementara waktu untuk memberi kesempatan pemboran berlangsung beserta test-test sumurnya. Suatu Lumpur lime treated yang bertendensi memadat tidak boleh tertinggal pada casing-tubing annulus pada waktu well completion dilangsungkan. Penggunaan/penyelidikan yang extensif pada lumpur type lime treated ini menghasilkan variasi-variasi lumpur yang ditujukan pada lumpur yang sukar memadat. Dengan ini timbul dua jenis lain, yaitu "lime mud" dan "Low lime mud" yang bedanya hanya pada jumlah excess limenya. "Lime Mud" umumnya mengandung konsentrasi caustic soda dengan lime yang tinggi, dengan excess lime bervariasi antara 5 - 8 lb/bbl, sedangkan "Low lime mud" mengandung caustic soda dan lime lebih sedikit, dengan excess lime 2 - 4 lb/bbl.Jenis calcium treated mud yang lain adalah "shale control mud". Pada lumpur ini dianjurkan agar kadar ion Ca-nya pada filtrat dibuat minimal 400 ppm, dengan excess lime bervariasi antar 1 - 2 lb/bbl. Sifat kimia lumpur dan filtrat memberikan suatu tahanan terhadap hidrasi/swelling shale dan clay formation. Pada temperatur tinggi (yang cukup lama waktunya) lumpur ini tidak sesuai untuk ditempatkan pada casing tubing annulus waktu completion (dimana lumpur ini akan memadat). Resistivitas listriknya yang umumnya rendah (0.5 - 1.0 ohm-meter) merugikan SP-logging, sebaliknya toleransinya pada kontaminan memberi kemungkinan untuk penambahan garam agar resistivitasnya sesuai untuk laterolog dan focused electrode log.
 Gypsum treated mud.
Lumpur ini berguna untuk membor formasi anhydrite dan gypsum, terutama bila formasinya interbedded (selang- seling) dengan garam dan shale. Treatmentnya adalah dengan mencampur base mud (lumpur dasar) dengan plaster (CaSO4 dipasaran) sebelum formasi anhydrite dan gypsum dibor. Dengan penambahan plastre tersebut pada rate yang terkontrol, maka viskositas dan gel strength yang berhubungan dengan kontaminan ini dapat dibatasi. Setelah clay dilumpur bereaksi dengan ion Ca, tidak akan terjadi pengentalan lebih lanjut dalam pemboran formasi gypsum atau garam. Gypsum treated mud dapat dikontrol filtrate lossnya dengan organic colloid dan karena pH-nya rendah, maka preservative harus ditambahkan untuk mencegah fermentasi. Preservasi ini boleh dihentikan penambahannya bila garam yang dibor cukup untuk memberikan saturated salt water mud.Suatu modifikasi dari gypsum treated mud adalah dengan penggunaan chrome lignosulfonate deflocculant yang memberikan kontrol pada karakteristik flat gels pada lumpur tersebut. Lumpur gypsum chrom lignosulfonate inimempunyai sifat yang sama baiknya de- ngan lime treated mud, karena itu ia digunakan pada daerah-daerah yang sama seperti penggunaan lime treated mud.Penggunaan non-ionic surfactant dalam gypsum chroms lignosulfonate mud menghasilkan pengontrolan yang lebih baik pada filtrate loss dan flow propertiesnya, selain toleransinya yang besar terhadap kontaminasi garam.
 Calcium salt
Selain hydrated lime dan gypsum telah digunakan tetapi tidak meluas. Juda zat-zat kimia yang memberi supply cation multivalent untuk base exchange clay (pertukaran ion-ion pada clay) seperti Ba(OH)2 telah digunakan.
H. Reactive solid.
Material padat yang reaktif terhadap air, misalnya clay.

4. kuncinya klik ini Drilling

5. Jawaban bener semua, zona zona itu tidak boleh dibor, kalo salt dome karena garam akan larut dalam air, nanti akan loss, selain itu menyebabkan korosif. Kalo kantung gas menyebabkan viskositas turun-->densitas turun-->kick, kalo zona loss jelas nyebabin loss, dan bisa kick blow out.

6.Menentuan alkalinitas berguna untuk mengetahui konsentrasi hidroksil, bikarbonat dan karbonat, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui kelarutan batu kapur yang masuk ke sistem lumpur pada waktu pemboran menembus formasi limestone.
 Penentuan kandungan ion Ca dan ion Mg berguna untuk mengetahui kesadahan air.
 Penentuan kandunan ion CI berguna untuk mengetahui kontaminasi garam yang masuk ke sistem lumpur pada waktu pemboran menembus formasi garam atau kontaminasi garam yang berasal dari air formasi.Indikasi yang akan terjadi jika kandungan ion besi cukup tinggi adalah terjadinya korosi pada peralatan pemboran.

Monday, April 11, 2011

Mud Engineer 2nd Week: The Main Course



1. Pembentukan mud cake yang tipis dan kuat dengan permeabilitas yang rendah pada dinding lubang bor, adalah merupakan salah satu fungsi lumpur pemboran yang penting. Pembentukan mud cake yang terlalu tebal pada dinding lubang bor akan mempersempit ruang gerak bahkan terjepitnya drill string. Mud cake yang terlalu tebal ini tergantung dari keberesan fungsi lumpur terutama dipengaruhi kondisi sifat-sifat dari batuan reservoir. Tetapi dalam hal ini akan ditekankan pada pengaruh invasi mud filtratnya terhadap sifat-sifat (batuan) reservoir terutama :
a. Porositas
b. Saturasi, permeabilitas, tekanan kapiler dan sifat kebasahan batuan.
Terangkan hubungan antara sifat fisik batuan reservoir tersebut dengan filtrat, mud cake, clay pada bentonite! Kalau perlu dengan gambar. Dan berikan analisa untuk masing-masing sifat fisik batuan, kalau ada kaitan antar masing-masing sifat fisik dengan filtar dan mud cake, tuliskan. (kaitan praktikum AIB dengan Praktikum lumpur pemboran)

2. Proses banyaknya air filtrat lumpur yang masuk ke dalam formasi selama pembentukan mud cake di dalam lubang bor dikenal sebagai invasi mud filtrat. Air filtrat yang cukup besar akan menyebabkan daerah invasi luas, sehingga akan mempengaruhi pembacaan resistivity flush zone. Gambarkan zona invasi filtar pada lubang pemboran, lengkap dengan bagian bagiannya!

3. Apa yang dimaksud dengan:
A. Spud Mud.
B. Natural Mud.
C. Bentonite - treated Mud.
D. Phosphate treated Mud.
E. Organic Colloid treated Mud.
G. Calcium Mud.
H. Reactive Solid

4. Diketahui data perencanaan pemboran sumur Krupuk #1 pada trayek casing 7" sbb:
a. Kedalaman maksimum 3199 ft
b. Ukuran bit 8 1/2 in ( Tricone Bit)
c. Ukuran Nozzle 20/32 in
d. Drill Collar: 6 1/4 in. OD; 2.8125 in. ID; 83 lb/ft; 166 ft
e. Drill Pipe: 4 1/2 in. OD; 3,826 in. ID; 16.6 lb/ft; 3033 ft (Internal Flush)
f. PV: 20 CP; YP: 15 lb/100ft2; density: 9.4 lb/gall
g. Stroke Per Minute: 225
h. Diameter Liner: 6 in
i. Stroke: 7 3/4 in; triplex pump
j. Total discharge pressure pada sistem sirkulasi 1.173,77 Psi
Tentukan berapa besar Horse Power (HP) yang dibutuhkan pompa untuk sirkulasi lumpur!

5. Kenapa sebagai seorang drilling engineer kita dilarang mengebor zona zona berikut:
a. Zona Loss
b. Salt Dome
c. Kantung Gas
berikan alasan beserta gambar lengkap, bagaimana cara mencegah zona zona tersebut? Bila terkena zona tersebut, bagaimana mengatasinya?

6. Apa gunanya penentuan alkalinitas lumpur pemboran, kandungan ion Kalsium, ion Magnesium dan ion Klorida ? Serta apa indikasinya adanya kontaminasi Fe- yang tinggi pada lumpur pemboran?

7. Model pengerjaan seperti minggu pertama kemarin. :)

Sunday, April 10, 2011

EQUIPMENT OFFSHORE DRILLING



A. PavilionType of platforms in general can be classified into two groups, namely1. Fixed platforms2. Mobile platform
1. Fixed PlatformFixed platforms are "mainland" artificial. Rigs are drilling platforms until the operation is complete. All equipment and material needs are in the platform. Fixed platforms are widely used for drilling operations in shallow seas, such as the North Sea Java. But now have been developed for deep ocean, for example in the North Sea.
2. Mobile PlatformsMobile platform is subdivided Bottom Supporting Platforms and Floating Platform.a. Bottom Supported PlatformsThe types of offshore drilling platforms are included in the category Bottom Supported Platforms includea. Drilling Bargeb. Sub-mersible Platformc. Jack Up Platforms
a. Drilling BargeDrilling barge operated for drilling in the area of ​​marsh or the sea is very shallow. Barge was sitting at the bottom of marshes or the sea, stability is not affected by the weather and tides.b. SubmersibleReal submersible floating platform. When operated in shallow seas, submersible is seated on the sea floor and serves as a drilling barge.c. Jack-UpForm a kind of jack-up barge, bulky and not have its own propeller, so to go to the location to be pulled by tugs. Jack-up is equipped with legs that consists of three, four, five feet or more. In the drilling position, the ship lifted on their feet, high enough above the water well above the reach of the waves. The depth of the sea in accordance with long legs so limited their use. Jack-up is stable, not affected by the weather, currents and waves. All equipment on board. In the drilling of development, usually before the drilling starts first fitted jacket, and then installed conductor and ground. In exploration drilling is typically used mudline suspension, and the mud line suspension chassis greeted upward until the platform.
b. Floating PlatformThe types of offshore drilling platforms that fall under this category include the Floating Platform Semi-submersible platform, and Drill Ship.- SemisubmersibleSemisubmersiible sort of boat-shaped and generally does not have its own propeller, so to get to the location to be pulled by tugs. Because it floats, so it can be influenced currents, waves and tides. To overcome these problems must dijangkar. Anchoring system there are two kinds, namely:· Conventional Mooring System· Dinamic Positioning
For completion wells can be done:· By Christmastree on Platform· By Christmastree on the seabed.
- Drill ShipDrill ship is fully ship shape and comes with its own propeller. Because it floats, so strongly influenced by currents, waves and tides. To overcome these effects should dijangkar like submarsible. BOP installed on the seabed and for completion wells can be made:     
      a) Christmastree on the seabed
      
b) Christmastree on platform

HISTORY OF OFFSHORE DRILLING (Offshore Drilling)

In In 1891 the first oil drilling platform built on fresh water in the lake waters of St Marys in the state of Ohio, the United States. Then around 1896, the first oil well in the waters of the salt water was built as part of the extension of Summerland oil field across the bottom of the canal of Santa Barbara in California, USA. Wells drilled from the pier that extends from Summerland to the canal.

Foundation Simulation

Pile Modelling
 
In an offshore structure, the piles hold them on to the sea bed. This needs to be simulated
in the structural analysis involving their inplace strength and stability. There are type of
pile system that can be used in the o®shore structures.
  1.  Main Pile
  2.  Skirt Pile
As it can be seen from the ¯gure that the skirt pile is always grouted with the skirt sleeve
of the jacket. But in the case of main pile, the annulus between the pile and the jacket leg
may be grouted or not grouted depending on the design water depth. Like other structural
elements of the jacket structure, pile is also a structural member and shall be modelled
according to the diameter, wall thickness and material properties. It is the load transfer
mechanism between the jacket leg and pile that requires special care in simulation of actual
load transfer.









For the case of grouted skirt piles and main piles, the model becomes much easier by simply
specifying the cross section as a "Composite Section" containing jacket leg, pile and the
annulus ¯lled with cement grout. The equivalent axial area, shear area and bending sti®ness
can be calculated using the equivalent section concept and used in the analysis.
But for the case of main pile, this cannot be done. The pile and jacket are two parallel
members physically connected at the top of jacket by means welded connections and else
where no welding but spacers are placed inside the jacket leg to provide contact points for
load transfer. These spacers are specially located at the horizontal framing such that the
lateral loads from the wave and current can be easily transferred to the piles.

Soil Simulation
Piles below seabed shall be modelled in the structural analysis to reffect the vertical and
lateral behaviour of pile soil system. This is very essential to simulate the jacket and deck
de°ections and pile stresses. This can be done in three ways.
  1.  Equivalent Pile Stub -
  2.  P-Y, T-Z and Q-Z Curves -
  3.  Linearised Pile Stiffness Matrix -

Pile Group EFfect
The skirt piles for very large jackets normally arranged in cluster at each corner to resist the
forces from gravity and environmental loads.
These pile clusters can be arranged in various ways but due to construction limitations
usually they will arranged in closed manner as shown in the Figures 5.10 and ??. The
distance between the jacket leg and the farthest pile shall be kept to a minimum possible for
fabrication to avoid unnecessary bending on jacket legs as well on the pile sleeves.
It is a good practice to space the centre to centre of adjacent piles at a distance of 3D
where D is the diameter of the pile. This will prove a clear distance between the pile face of
2D.Even with this separation, the effect of load on one pile will affect the behaviour of the
adjacent pile. The issues to be looked into are two categories as listed below.
  •  EFect Axial Capacity
  •  EFect on P-Y, T-Z and Q-Z behaviour

Well Logging

Well Logging merupakan pekerjaan penilaian formasi pada saat pemboran (LWD), sebelum di casing (Open Hole) ataupun setelah dicasing (Case Hole) dengan cara menurunkan serangkain alat pendeteksi sifat – sifat fisik batuan melalui wireline ataupun batang bor (drill string) ke kedalaman yang akan diinvestigasi. Diameter peralatan logging convensional umumnya 3 5/8’’, dengan panjang tool logging 20 – 50 ft. Peralatan ini di turunkan kedasar lubang bor dengan menggunakan wireline cable yang dilengkapi 7 conduktor (2 konduktor untuk mengirim arus dari permukaan ke logging tool di bawah permukaan, dan 5 konduktor mentransmisi data dari peralatan logging bawah permukaan ke ruang kontrol) (lihat gambar 3.46). Tetapi untuk Logging While Drilling (LWD) peralatan dirangkai pada rangkaian pemboran yang dilengkapi dengan peralatan logging, memori, dan batrai dalam melakukan penilaian formasi saat pemboran. Beberapa log yang dihasilkan dari pengukuran formasi berdasarkan fungsinya, yaitu :

selanjutnya download disini...

Penilaian Formasi Setelah Pemboran (Produksi)


Penilaian formasi juga dilakukan setelah proses pemboran dan komplesi selesai serta pada saat produksi. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih komplit tentang reservoir. Kegiatan penilaian formasi yang dilakukan setelah proses pemboran dan komplesi atau pada saat produksi terdiri dari well testing, PVT analysis, dan Production Test. 

Well Testing
Tujuan utama dari uji sumur yaitu untuk mengukur kemampuan formasi dalam memproduksikan fluida yang dikandungnya atau dengan kata lain mengukur produktivitas formasi. Prinsip dasar pengukuran adalah membuat perbedaan tekanan antara formasi dengan lubang bor. Perencanaan, pengoperasian dan analisa hasil uji sumur yang tepat akan membantu melengkapi data tentang permeabilitas, derajat kerusakan sumur, tekanan reservoar, kemungkinan batas–batas reservoar dan heterogenitas formasi.
Metode well testing dapat dibagi menjadi 5 macam, yaitu :

selanjutnya download disini...

Saturday, April 9, 2011

FLUID MECHANICS

Fluid mechanics is the sub-disciplines of continuum mechanics that studies fluids (which may include liquid and gas). Fluid mechanics fluid can be divided into static and dynamic fluid. Fluid static study the fluid at rest while the fluid moving fluid dynamic study (wikipedia).
Substance differentiate into three phases namely:
Solid phase is the substance retains a fixed shape and size, although a large work force on solid objects.
Liquid phase is the substance does not retain permanent shape but the shape of the container.
Gas phase is the substance has no fixed form or volume, but will grow to fill the entire container.
Because the liquid phase and gas does not maintain a fixed shape, both have the ability to flow with the so-called fluid.
 
ρ = m/v
m: mass of the object (kg)

v: volume (m3)

Density is the ratio of the density of the object is the density of water or quantities without dimensions or units.

Pascal's principle states that pressure is done in a fluid will cause the increase in pressure in all directions equally. So, with our small force that can be used to make cross-sectional area greater output from the input section.
The pressure in the fluid (P) is the force per unit area, with the force (F) is considered work perpendicular to the surface area (A)
P = F/A
P: pressure (Pa)
F: force (N)
A: cross-sectional area (m2)
 
Fluid using the pressure in all directions. At a certain point Dalan fluids at rest, pressure is the same for all directions. Pressure on one side must be equal * with pressure on the opposite side. If not the same, the number of forces acting will not move until the working pressure becomes equal.
Other properties of fluids at rest the force caused by fluid pressure is always working secra perpendicular to each surface of the touch.
The pressure in the fluid that has a uniform density will vary with depth.
Pressure caused by fluid in the depth (h), caused by the heavy fluid on top. So the forces acting on an area below the 
 
P = F/A = ρ.A.h.g/A = ρ.g.h
The equation P = ρ.gh can be used to determine the pressure difference, ΔP, at different depths with a density ρ average:
ΔP = ρ.g. Δh

Fluid Dynamics
Discussing about the diataranya Fluid flow is:
Straight Flow (Streamline) or laminar flow occurs when the flow is smooth, so that adjacent layers of fluid flowing smoothly or Any particles that pass a point moves right along the path followed by other particles that pass through the previous point. Characteristics:
Streamline is the trajectory
o Streamline the different does not intersect
o Streamline at one point stating also the direction
fluid flow at that point
Turbulent flow or turbulent flow that is above a certain speed, which depends on a number of factors, the flow will be turbulent. This flow is characterized by uncertainty, a small, coiled like a whirlpool called Eddy currents or kisaran.Ciri-Characteristics:

1. The flow becomes indeterminate
  • Not achieving a certain speed value
  • Appears circumstances that led to changes
  • speed suddenly
  • Flow Eddy (vortex current)

    HYPOTHESIS KONTINIUM  
    Continuum Hypothesis is only a hypothesis which is basically just the approach. As a result, assuming the continuum hypothesis to provide results with accuracy levels that are not desired. However, if the conditions are right, the continuum hypothesis produces very accurate results. Fluid drawn up by the molecules collide with each other. However, the continuum assumption considers fluids to be continuous. In other words, properties such as density, pressure, temperature, and speed is considered undefined at points which are very small that define REV (''Reference Element Reference Element of Volume'')/(' Volume'') in order geometric distance between opposite molecules in the fluid. a fluid is incompressible the density of the fluid does not change when given the pressure. Sometimes fluid can be modeled as an incompressible fluid while all the gas could not. 

FLUID BY THE EXPERTS  

The Navier-Stokes (Claude-Louis Navier and George Gabriel Stokes) is a set of equations describing the motion of a fluid such as liquid and gas. These equations state that the change in momentum (acceleration) of fluid particles depend on the internal viscous forces and viscous forces of external pressure acting on the fluid. Therefore, the Navier-Stokes equations describe the balance of forces acting on the fluid. Newtonian fluid (named for Isaac Newton) is defined as fluid shear stress is linearly proportional to the gradient of velocity in the direction perpendicular to the shear field. Non-Newtonian Fluid Yang stirred, will remain a "hole". This hole will be filled over time. Such properties can be observed in materials such as pudding. Another event that occurs when non-Newtonian fluid is stirred viscosity reduction which causes the fluid looks "thinner" example: in the paint. 

UNITS AND DIMENSIONS Magnitude is anything that can be measured and expressed with numbers, such as length, area, volume, and speed. Dimension is a measure to declare variables of physics (Physics Variable) quantitatively. Dimensions in International Units (SI) Length: L Mass: M Time: T (S) Temperature: oC Dimensions in the British (BG) Style: F (Newton) Length: L (m3) Massa: T (S) Temperature: F



















Unit Quantities
Conversion Factor
Angle
1 putaran = 3600 = 2 π rad
Density
1 gm per cubic centimeter = 103 kg/m3
Berat air = 62,43 lb/ft3
Massa
1 kilogram = 103 gm = 6,85 x 10-2 slug
1 gram = 10-3 kg = 6,85 x 10-5 slug
lengt
1 meter = 3,281 ft
1 foot = 0,3048 m
1 mile = 1609 m = 5280 ft
1 angstrom = 10-10 m
Style
1 newton = 105 dyne = 0,225 lb
1 dyne = 10-5 N = 2,25 x 10-5 lb
1 pound = 4,448 N = 4,448 x 105 dyne
Speed
1 meter/det = 3,281 ft/det = 2,237 ml/jam
Pressure
atm
mmHg
N/m2
Lb/ft2
Atm
1
760
1.013 x 105
2116
Mm air raksa
1,316 x 1013
1
133,3
2,785
N/m2
9,869 x 10-6
7,5 x 10-3
1
2,089 x 10-2
Lb/ft2
4,725 x 10-4
0,359
47,88
1
Energy
1 joule = 0,7376 ft-lb = 0,239 cal = 107 ergs
1 ft-lb = 1,356 J = 0,324 cal
1 cal = 4,186 J = 3,087 ft-lb
Power
1 watt = 0,737 ft-lb/det = 1,341 x 1013 hp = 1 J/det
1 hp = 550 ft-lb/det = 746 watt
1 ft-lb/det = 1,818 x 10-3 hp = 1,356 W