Thursday, November 25, 2010

Produksi Minyak Chevron Indonesia Bertambah 1.000 Bph




Duri, Riau - PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) meresmikan pertambahan produksi minyaknya 1.000 barel per hari dari lapangan North Duri. Produksi dari lapangan ini akan mencapai puncaknya 34.000 pada 2012.

Kekayaan Blok Ambalat 3 Kali Hutang Indonesia

Kasus Ambalat mencuat lagi, setelah terakhir tahun 2005. Apa sebenarnya yang dipertahankan? Benarkah blok yang luasnya 15.235 kilometer persegi, ditengarai mengandung kandungan minyak dan gas yang dapat dimanfaatkan hingga 30 tahun.

Menurut para ahli perminyakan, memperkirakan nilai cadangan minyak dan gas yang terkandung di Ambalat mencapai Rp 4.200 triliun atau tiga kali hutang Indonesia.

Melihat kondisi demikian, Malaysia paham betul bahwa di dekat Sipadan dan Ligitan, khususnya di blok Ambalat terkandung cadangan minyak dan gas bumi yang cukup menjanjikan. Itu artinya, konflik Ambalat adalah konflik ekonomi karena kandungan minyak dan gas bumi yang cukup besar.

Karena itulah Malaysia mengklaim Ambalat sebagai kawasan yang patut dipertahankan, melalui peta unilateral yang dikeluarkan secara sepihak pada tahun 1979, sedangkan Indonesia berkeyakinan Ambalat masuk wilayah Indonesia seperti yang termuat dalam peta buatan TNI Angkatan Laut.

Mungkin, bagi Indonesia, kasus Sipadan dan Ligitan tahun 2002, menjadi pelajaran berharga. Sehingga dalam kasus Ambalat ini, Indonesia tidak ingin salah langkah lagi.

Disisi lain, seperti diketahui pada 16 Februari lalu setelah perusahaan minyak Petronas Malaysia memberikan izin kepada perusahaan Shell (Belanda-Inggris) untuk mengeksplorasi kawasan blok minyak XYZ (demikian Malaysia menyebutnya) di kawasan Ambalat.

Padahal daerah "cadangan Ambalat" ini (istilah Indonesia), telah dieksplorasi terlebih dahulu oleh perusahaan ENI (Italia) dan Unocal (AS) atas pemberian izin Pemerintah Indonesia tahun 1980-an. Blok Ambalat disebut-sebut memiliki kandungan minyak dan gas bumi yang sangat besar.

Sehingga saling tarik menarik wilayah Ambalat semakin alot. Lalu bagaimana mengetahui kalau Ambalat memiliki kandungan yang luar biasa besarnya bagi perekonomian bangsa.

Dikutip dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), untuk mengetahui bagaimana situasi daerah dapat terdeteksi memiliki kandungan sumber daya mineral, salah satu caranya adalah dengan menggunakan bantuan alat Remote Sensing, dan penggunaan alat ini terbukti memiliki kemampuan yang bisa diandalkan.
Selain itu, pada dasarnya bumi memiliki permukaan dan variabel yang sangat kompleks. Relief topografi bumi dan komposisi materialnya menggambarkan bebatuan pada mantel bumi dan material lain pada permukaan dan juga menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan.

Masing-masing tipe bebatuan, patahan di muka bumi atau pengaruh-pengaruh gerakan kerak bumi serta erosi dan pergeseran-pergeseran muka bumi menunjukkan perjalanan proses hingga membangun muka bumi seperti saat ini.

Proses ini dapat dipahami melalui disiplin ilmu geomorfologi. Eksplorasi sumber daya mineral merupakan salah satu aktivitas pemetaan geologi yang penting. Pemetaan geologi sendiri mencakup identifikasi pembentukan lahan (landform), tipe bebatuan, struktur bebatuan (lipatan dan patahannya) dan gambaran unit geologi.

Saat ini hampir seluruh deposit mineral di permukaan dan dekat permukaan bumi telah ditemukan.

Karenanya, pencarian sekarang dilakukan pada lokasi deposit jauh di bawah permukaan bumi atau pada daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Metode geofisika dengan kemampuan penetrasi ke dalam permukaan bumi secara umum diperlukan dalam memastikan keberadaan deposit minyak bumi dan gas.
Akan tetapi informasi awal tentang kawasan berpotensi untuk eksplorasi mineral lebih banyak dapat diperoleh melalui interpretasi ciri-ciri khusus permukaan bumi pada foto udara atau citra satelit.

Proses pembentukan minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakan dari hasil tumbuhan laut (terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi.

Berdasarkan itu juga, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) akan memperpanjang masa eksplorasi Blok East Ambalat, yang dioperasikan Chevron Indonesia Company. Blok yang terletak di perbatasan RI-Malaysia ini kontraknya akan berakhir 2010 mendatang.

Kepala BP Migas R Priyono mengatakan perpanjangan akan diberikan selama empat tahun, dan perpanjangan pun diberikan karena pemerintah melihat blok tersebut bernilai strategis.

Bahkan, pemerintah dalam hal ini Departemen ESDM diminta untuk memberikan perpanjangan kontrak, namun keputusan akhir di tangan pemerintah. Proses di Ambalat sendiri sekarang ini, kata dia, masih melakukan survai seismik.

Sementara East Ambalat diklaim oleh negeri jiran Malaysia sebagai wilayah eksplorasi mereka. Selain East Ambalat, Malaysia juga mengklaim Blok Ambalat yang dioperasikan ENI sebagai miliknya. Sedang, Blok Bukat yang juga berada di perbatasan utara dengan Malaysia tidak diklaimnya.

Blok Bukat yang dioperasikan ENI direncanakan mulai berproduksi minyak dan gas pada tahun 2010. Berdasarkan perkiraan awal dari lima sumur yang sudah dibor, terdapat penemuan migas cukup besar di Lapangan Aster yakni mencapai 30.000-40.000 barel minyak per hari.

10 Negara Penghasil Cadangan Minyak Terbesar di Dunia

Sektor transportasi dan industri menjadi penyumbang terbesar untuk kebutuhan minyak dunia dengan pertumbuhan rata-rata 1,2% per tahunnya sampai dengan tahun 2030. Dan yang perlu dijadikan catatan adalah negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dan Asia Selatan memberikan porsi terbesar yaitu 58% dari total peningkatan kebutuhan minyak dunia. Hal ini mengingat di kawasan tersebut terdapat negara-negara berkembang dengan populasi penduduk yang sangat besar seperti Indonesia, India, Vietnam, serta negara maju seperti China yang konsumsi minyaknya menempati urutan ketiga di dunia.Untuk memenuhi kebutuhan akan minyak semua negara berusaha untuk menyimpan cadangan minyak sebanyak-banyaknya untuk digunakan beberapa tahun kedepan.  Berikut ini urutan  10 negara penghasil cadangan minyak terbesar di dunia ( last update 01 january 2010 )…
Bagaimana dengan Indonesia ????

1. Arab Saudi
Arab Saudi mempunyai hampir 20% cadangan minyak dunia dan merupakan pengekspor minyak terbesar. Sekitar 11% impor minyak Amerika Serikat berasal dari Arab Saudi pada tahun 2005.
2. Kanada
Mengejutkan banyak pihak bahwa Kanada mempunyai hampir 13% cadangan minyak. Tetapi kebanyakan minyak tersimpan di dalam pasir minyak, suatu deposit aspal yang harus diolah terlebih dahulu menjadi minyak mentah sebelum dapat di refinasi.
3. Iran
Iran mempunyai 10% cadangan minyak dunia. Tetapi negara tersebut terkena sanksi ekonomi dan ekspor, oleh karena itu tidak berkontribusi secara langsung terhadap impor minyak Amerika Serikat.
4. Irak
Ekonomi Irak lebih banyak di dorong oleh sektor minyak. Dengan menguasai 8% cadangan minyak dunia, pendapatan negara 95% bergantung pada minyak.
5. Uni Emirat Arab
Cadangan minyak dan gas bumi Uni Emirat Arab dapat bertahan selama lebih dari 100 tahun. Selama 30 tahun terakhir ini cadangan minyak Uni Emirat Arab berjumlah 7% cadangan minyak dunia. Uni Emirat Arab telah berubah dari negara miskin menjadi negara dengan standar hidup yang tinggi.
6. Kuwait
Kuwait adalah negara kecil tetapi kaya yang mempunyai cadangan minyak hampir sama dengan Uni Emirat Arab. Setelah bebas dari invasi Irak, Kuwait telah menghabiskan lebih dari US$5 milyar untuk memperbaiki infrastruktur minyak.
7. Venezuela
Sekitar 80% pendapatan negara begantung dari sektor minyak. Memegang 5,6% cadangan minyak dunia, Venezuela berkontribusi sebanyak 11% dari impor Amerika Serikat.
8. Rusia
Rusia mempunyai 5% cadangan minyak dunia tetapi merupakan pengekspor minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi. Pendapatan dari ekspor minyak telah meningkatkan cadangan devisa Rusia sejak tahun 2005. Rusia juga pengkonsumsi minyak terbesar kelima di dunia.
9. Libya
Negara di utara Afrika yang menguasai 3% cadangan minyak dunia ini, hampir seluruh   ekonominya bergantung pada ekspor minyak yaitu 95%.
10. Nigeria
Nigeria adalah negara kaya minyak yang menguasai 2,5% cadangan minyak dunia, dan    hampir keseluruhan ekonominya bergantung dari sektor minyak.

Pertamina temukan 61 Juta barel cadangan minyak baru



Pertamina Eksplorasi dan Produksi (Pertamina EP) berhasil menemukan cadangan minyak baru sebesar 61 juta barel dan gas sebesar 619 miliar kaki kubik sepanjang semester pertama tahun ini. Cadangan tersebut merupakan hasil temuan di 9 dari 12 sumur eksplorasi.
Menurut Vice President of Corporate Communication Pertamina Muchamad Harun, sumur itu berada di wilayah Indramayu, Bekasi, dan Sumatera Selatan. "Ini keberhasilan temuan minyak dan gas Pertamina. Dari 12 sumur yang digali, 9 di antaranya ternyata menghasilkan," katanya.
Keberhasilan temuan cadangan itu sekaligus menaikkan rasio kesuksesan penggalian Pertamina menjadi 75 persen dari sebelumnya 40-50 persen. Penemuan ini melebihi perkiraan jumlah produksi minyak dan gas pada 2010, yang mencapai 46,7 juta barel minyak dan 381 miliar kaki kubik gas. "Prestasi itu menempatkan Pertamina menjadi produsen kedua minyak dan gas terbesar kedua di Indonesia," ujar Harun.
Sepanjang 2010, kata Harun, Pertamina EP sangat agresif melakukan eksplorasi minyak dan gas. Tahun ini Pertamina menargetkan pengeboran 26 sumur eksplorasi di berbagai daerah, yang terdiri atas 14 sumur taruhan (wildcat), 14 sumur deliniasi (daerah resapan), dan 1 sumur re-entry. Adapun untuk kegiatan survei, Pertamina menargetkan survei eksplorasi 712 kilometer (seismic 2D) dan 1.345 kilometer (seismic 3D).
Dengan demikian, hingga semester pertama 2010, produksi minyak Pertamina menyentuh level 130,4 ribu barel per hari, meningkat dari pencapaian Pertamina tahun lalu yang mencapai 127,1 ribu barel per hari. Kenaikan juga terjadi dalam produksi gas di posisi 1.050 miliar kaki kubik per hari, naik tipis dibandingkan dengan produksi tahun lalu sebesar 1.043 miliar kaki kubik per hari.


























Wednesday, November 24, 2010

Setelah Tahun 2020, Produksi Minyak Indonesia Diperkirakan Terus Menurun

 
foto 
Produksi minyak di Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan yang signifikan selepas tahun 2020 mendatang.

Penurunan produksi tersebut diperkirakan terjadi akibat berbagai faktor yang mempengaruhi eksplorasi minyak, di antaranya biaya produksi yang terus meningkat, peraturan yang tidak mendukung hingga ladang-ladang tua yang minim produktivitas.

"Penurunannya akan tajam sekali, merupakan kelanjutan penurunan yang terjadi dalam 10 tahun terakhir," ujar pengamat perminyakan , Kurtubi, ketika dihubungi oleh Tempo, Selasa (16/11).

Sebelumnya, dalam World Oil outlook 2010 yang diterbitkan oleh Organisasi Negara Penghasil Minyak (OPEC) , produksi minyak Indonesia dan negara-negara Asia diprediksi akan mengalami penurunan secara bertahap. Penurunan terjadi setelah produksi menyentuh angka 1 juta barel perhari dalam 5 tahun mendatang.

Dengan produksi sebesar 1 juta barel per hari tersebut, Indonesia merupakan negara penghasil minyak mentah terbesar di kawasan Asia yang diperkirakan akan menyentuh angka 3,6 juta bph. Namun, jumlah ini akan mengalami penurunan pada 2030, yaitu menjadi 3,3 juta bph.  “Termasuk Indonesia juga akan mengalami penurunan produksi minyak mentah dan gas setelah 2020,” ujar Analis Kebijakan Fiskal Minyak Departemen Studi Energi Sekretariat OPEC, Benny Lubiantara.

Oleh karena itu, Kurtubi menyarankan agar pemerintah Indonesia lebih agresif dalam mencari dan mengeksplorasi ladang-ladang minyak yang baru untuk menutupi kekurangan akibat menurunnya produktivitas ladang-ladang tua. "Tarik investor,untuk bisa melakukan keg eksplorasi mencari cadangan baru," tegasnya. Eksplorasi tersebut, lanjutnya, terutama ditekankan di daerah-daerah terpencil , terutama laut dalam yang kaya akan sumber daya mineral.

Kurtubi juga meyakinkan, bahwa sebenarnya penurunan produksi tersebut tidak perlu terjadi di Indonesia."Karena sumber daya minyak kita di perut bumi masih banyak sekali sekitar 80 miliar barel," jelasnya.

Menurut Kurtubi, hal utama yang harus dibenahi agar produksi minyak Indonesia bisa terus optimal berada pada pengelolaan dan peraturan pemerintahnya."Pengelolaannya yang salah selama ini, peraturan dan undang-undangnya juga, itu harus segera di revisi agar ke depan lebih baik lagi pengelolaannya," tegas Kurtubi.

Monday, November 22, 2010

The Using of Formation Evaluation Data for Preparing Development Drilling in Sandstone Reservoir

Judul diatas merupakan judul dari komprehensif yang saat ini sedang disusun oleh penulis, komprehensif merupakan sistem di UPN "Veteran" Yogyakarta jurusan Teknik Perminyakan, sebelum mahasiswa menempuh Tugas akhir, mahasiswa diharuskan menyusun komprehensif untuk mereview ulang semua materi pelajaran yang pernah diajarkan di kampus.

Dan disini, saya memilih judul ini sebagai bahan komprehensif yang akan saya bawakan nantinya di depan dosen pembimbing dan rekan-rekan semua di TM UPN.

Secara ilmiah dapat dilihat bahwa kandungan Hidrokarbon yang terendapkan di lingkungan darat dan lingkungan laut merupakan penghasil minyak dan gas bumi yang cukup potensial di Indonesia. Kandungan ini dapat ditemukan melalui informasi dan data geologi bawah permukaan.

Data tersebut akan lebih detail bila dilengkapi dengan data penilaian formasi. Data data penilaian formasi tersebut dapat berupa hasil data core, log, analisa fluida formasi, dan well test.

Drilling log merupakan suatu teknik pencatatan data yang teridiri dari metode driller’s log, mud log, dan analisa cutting. Pada prinsipnya driller’s log merupakan suatu catatan tentang sumur yang harus dibuat oleh drilller secara kronologis terhadap kedalaman lubang bor, terutama mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pengeboran minyak atau gas.
Dengan Driller’s log ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk perencanaan pemboran berikutnya. Mud log merupakan penyelidikan secara kontinyu untuk menentukan adanya kandungan minyak atau gas berdasarkan hasil sirkulasi saat pemboran berlangsung. Dari hasil sirkulasi lumpur pemboran tersebut kita akan dapat menentukan minyak menggunakan prinsip fluroensi bila disinari sinar ultra violet. Gas juga bisa dihitung melalui gas cromatograf setelah gas dipisahkan melalui gas agitator. Dan terakhir, analisa cutting dapat dilakukan untuk menentukan tanda tanda adanya minyak atau gas dan juga diskripsi lithologi batuan. Analisa cutting dilakukan tiap interval kedalaman tertentu. Dari analisa cutting ini dibuat korelasi antara hasil diskripsi sampel dengan kedalaman.

Metode logging pada dasarnya adalah suatu operasi yang bertujuan untuk mendapatkan sifat-sifat fisik batuan reservoir sebagai fungsi kedalaman lubang bor yang dinyatakan dalam bentuk grafik. Operasi ini menggunakan suatu instrument khusus (sonde) yang diturunkan kedalam lubang bor menggunakan kabel (wire line) pada saat lubang bor terisi fluida pemboran.
Tujuan logging adalah menentukan besaran-besaran fisik dari batuan reservoir yang didasarkan pada sifat fisik batuan reservoir itu sendiri. Di dalam pemilihan kombinasi logging, log dibagi menjadi Lithologi tool, resistivity tool, dan porosity tool.

Yang dimaksud dengan dengan coring adalah suatu operasi pengambilan contoh batuan formasi (core) dengan menggunakan peralatan khusus. Operasi ini dapat dilakukan pada saat pemboran berlangsung maupun setelah pemboran selesai. Hal inilah yang kemudian membedakan operasi pengambilan core menjadi dua, yakni Bottom Hole Coring dan Side Wall Coring. Dari analisa core ini, kita akan mendapatkan parameter parameter dari sifat fisik batuan, seperti porositas, permeabilitas, saturasi, dan tekanan kapiler.


Well test yang biasanya dilakukan pada saat pemboran eksplorasi adalah DST (drill stem test). DST merupakan suatu metode well test dengan menggunakan gauge/EMR (Electric Memory Recording) dan drill pipe sebagai penghantarnya. Pada kegiatan DST dapat diperoleh harga parameter-parameter seperti laju alir (q) dan tekanan saat sumur mengalir (Pwf). Dari data parameter tersebut maka komplesi sumur dapat didesign. Setelah komplesi sumur selesai maka dapat dilakukan PBU (pressure build up) test. PBU test merupakan well test yang menggunakan prinsip pressure build up dengan cara menutup sumur. Dari PBU test dapat diperoleh parameter-parameter seperti tekanan reservoir saat statik (Ps), permeabilitas formasi (k), dan luas daerah pengurasan (ri).

Semua informasi yang didapat pada dasarnya adalah untuk menentukan adanya hidrokarbon pada suatu formasi, dengan kata lain memastikan ada atau tidaknya lapisan produktif di suatu formasi. Dari semua data yang sudah didapatkan dari pemboran eksplorasi dan pemboran deliniasi tersebut, kita dapat mengolahnya dan menggunakannya sebagai langkah awal kegiatan pengembangan lapangan dengan pemboran pengembangan.

Pemboran adalah suatu kegiatan atau pekerjaan membuat lubang dengan diameter dan kedalaman yang sudah ditentukan. Dalam pembuatan lubang untuk mencapai kedalaman tertentu tersebut, yang harus diperhatikan adalah mempertahankan ukuran diameter lubang. Dalam perencanaannya, suatu proses pemboran dibagi menjadi 4 tahap, antara lain :
• PEMBORAN EKSPLORASI
Pemboran sumur-sumur yang dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon serta untuk mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak mungkin.
• PEMBORAN DELINIASI
Pemboran sumur-sumur yang bertujuan untuk mencari batas-batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya.
• PEMBORAN PENGEMBANGAN
Pemboran sumur yang akan difungsikan sebagai sumur-sumur produksi.
• PEMBORAN SUMUR-SUMUR SISIPAN (INFILL)
Pemboran sumur-sumur yang letaknya diantara sumur-sumur yang telah ada, dengan tujuan untuk mengambil hidrokarbon dari area yang tidak terambil oleh sumur-sumur yang sebelumnya telah ada.

Kegiatan pengembangan lapangan dalam hal ini perencanaan penyebaran sumur pengembangan, dilakukan apabila evaluasi data yang diperoleh dari pemboran deliniasi menunjukkan bahwa akumulasi hidrokarbon yang ditemukan cukup prospek untuk diproduksikan.
Perencanaan letak dan jumlah sumur-sumur pengembangan dilakukan dengan tujuan untuk mengoptimalkan jumlah hidrokarbon yang dapat diproduksikan kepermukaan dengan jumlah sumur seminimal mungkin. Perencanaan letak sumur-sumur pengembangan harus memperhatikan jarak antar sumur, jenis reservoir, sifat fisik batuan dan kondisi fluida reservoir agar dapat memproduksikan cadangan hidrokarbon secara maksimal dan ekonomis, dimana semakin sedikit sumur produksi maka semakin kecil biaya yang dikeluarkan.

Saturday, November 20, 2010

Juli 2010, Produksi Minyak CPI Anjlok



Penghentian operasi tanpa direncanakan di Blok Rokan yang    dikelola Chevron Pacific Indonesia (CPI) selama 3 hari memicu anjloknya produksi minyak periode Juli 2010.
Presiden Direktur Chevron Pacific Indonesia  (CPI) A. Hamid Batubara mengatakan memasuki pekan terakhir Juli 2010, CPI memang mengalami penurunan produksi minyak untuk beberapa hari sebagai dampak dari pemadaman sumur-sumur produksi di Lapangan Minyak Sumatera.
Pemadaman sumur-sumur tersebut dilakukan, ujarnya, untuk mengatasi gangguan yang terjadi secara berurutan pada 22 Juli hingga 24 Juli di fasilitas pengolahan minyak Duri dan Minas.
“Setelah melalui proses pemeriksaan secara menyeluruh, ditemukan beberapa titik pada sambungan pipa dan saluran suar bakar gas yang memerlukan perbaikan untuk memulihkan integritas proses pada kondisi semula,” ungkapnya seperti dikutip bisnis.com, Minggu (8/8/2010).
Proses perbaikan, katanya, dapat diselesaikan dengan segera sehingga pada 25 Juli fasilitas produksi sudah dapat berfungsi secara normal. “Penurunan produksi yang terjadi selama 3 hari ini tidak berdampak besar terhadap kemampuan produksi CPI. Berdasarkan kinerja produksi saat ini, CPI akan tetap dapat mencapai target produksi untuk 2010 sesuai revisi Rencana Kerja Anggaran.” 
Eksekutif industri migas yang mengetahui tentang informasi tersebut menyebutkan pada Juni rata-rata produksi minyak mentah dan kondensat bulanan sempat menyentuh titik tertinggi, yaitu sebanyak 965.449 bph.
“Namun, tingkat produksi kemudian anjlok pada periode Juli menjadi sekitar 944.000 bph," tuturnya hari ini.
Menurut dia, penurunan tajam produksi bulanan itu utamanya terjadi karena penurunan produksi dari Blok Rokan. Dia mengungkapkan pada periode sebelumnya produksi CPI dari blok tersebut secara konsisten di level sekitar 373.000 bph.
Produksi CPI  tersebut sebenarnya masih lebih tinggi dari target internal perusahaan untuk memproduksi minyak rata-rata 336.700 bph tahun ini. Namun, jika dibandingkan dengan target yang disepakati antara CPI dan BP Migas yang sebesar 367.500 bph, rata-rata produksi pada Juli tersebut selisih negatif 4.500 bph.

Thursday, November 18, 2010

Isu Terkini (Current Issues)

Chevron Keduk Minyak Riau 11 Miliar Barel

MINAS, PEKANBARU
PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) telah memproduksi minyak mentah sebanyak 11 miliar barel dari wilayah operasi di ladang Blok Rokan, Siak, dan Langgak, Provinsi Riau dalam kurun waktu 56 tahun.Direktur Utama CPI Suwito Anggoro mengatakan, pencapaian produksi itu merupakan bentuk dedikasi perusahaan migas asal Amerika Serikat itu kepada bangsa Indonesia. Selain itu, produksi minyak tersebut menunjukkan kemitraan yang baik antara CPI dan pemerintah Indonesia.
“Pencapaian produksi 11 miliar barel ini merupakan yang pertama bagi unit bisnis operasi Chevron di seluruh dunia,” ujar Suwito  dalam acara Peringatan Pencapaian Produksi Kumulatif Minyak Mentah 11 Miliar Barel oleh CPI di Minas, Pekanbaru, Riau, Selasa (17/2).
CPI memulai eksploitasi minyak di Sumatera pada awal 1950 menyusul penemuan lapangan Duri pada 1941 dan lapangan Minas pada 1944. Produksi pertama minyak CPI di Riau pada 1952.
Direktur Center for Petroleum and Energy Economies Studies (CPEES) Kurtubi mengungkapkan, pendapatan dari produksi minyak Chevron di Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan lapangan minyak Chevron di negara lain. Namun, sulit untuk menghitung secara pasti pendapatan Chevron dari produksi minyak tersebut. Pasalnya, Chevron telah melewati beberapa kali perubahan harga minyak dunia yang signifikan, sehingga pendapatan Chevron pun berfluktuasi dari tahun ke tahun.
Sebelum 1973, harga minyak dunia sempat menyentuh sekitar US$ 2 barel, tahun 1980 harga minyak dunia naik di kisaran US$ 35 per barel, tahun 1986 turun lagi menjadi US$ 10 per barel. Harga minyak dunia baru menyentuh harga tertinggi pada Mei tahun lalu sekitar US$ 146 per barel, sebelumnya akhirnya turun kembali di kisaran US$ 40 – 50 per barel.
“Pendapatan Chevron tersebut ditunjang oleh produksi minyak dalam jumlah besar dari lapangan Minas tersebut. Chevron tetap meraup untung besar dari produksi itu, dan menyumbang pendapatan negara secara signifikan,” ujarnya kepada Investor Daily, di Jakarta, semalam.
Bila rata-rata harga minyak mentah dunia dari 1952-2008 sekitar US$ 20 per barel, CPI meraup duit dari minyak mentah Riau sebanyak US$ 220 miliar. Bila kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS pada periode tersebut berkisar Rp 1.000,  duit hasil penjualan minyak CPI mencapai Rp 220 triliun.
Komitmen
Suwito menegaskan, pihaknya berkomitmen terus memperpanjang usia produksi lapangan-lapangan minyak di Sumatera yang selama ini telah berproduksi hingga 50 tahun lebih.  Komitmen tersebut akan direalisasikan dengan terus menerapkan teknologi terbaru dan mutakhir guna meningkatkan kemampuan recovery dari potensi sumber daya minyak yang ada.
Ia juga mengatakan, lapangan CPI di Sumatera yang sebagian besar berada di Duri, Riau menyumbangkan hampir separuh dari produksi minyak mentah nasional. Lapangan produksi di Duri Riau merupakan salah satu diantara lokasi pengembangan injeksi uap (steam flood) terbesar di dunia.
Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan  Gas Bumi (BP Migas) Raden Priyono mengatakan, produksi minyak CPI pada 12 Februari 2009 mencapai 393.083 bph atau lebih tinggi dari target yang ditetapkan pemerintah, yaitu 380.330 bph. Sementara itu, pencapaian produksi minyak rata-rata CPI pada 2008 sekitar 407.466 bph
Priyono mengakui, target produksi CPI turun dibanding tahun lalu. Penurunan produksi terjadi karena sebagian besar lapangan-lapangan yang telah dioperasikan oleh CPI adalah lapangan-lapangan tua, di antaranya diklasifikasikan sebagai idle field.
“Kami dan CPI berupaya mengoptimalkan lapangan-lapangan tersebut melalui berbagai usaha yang bersifat teknis seperti, infill drilling, optimasi lapangan, perawatan fasilitas produksi maupun mencaari cadangan-cadangan migas baru,” ujarnya.
Gubernur Riau Rusli Zainal  mengatakan, teknologi injeksi uap yang digunakan oleh CPI menjadikan CPI sebagai kiblat dunia dalam pengelolaan ladang minyak. Penggunaan teknologi injeksi uap, lanjut gubernur, dapat mempertahankan penurunan produksi dari sumur-sumur tua pada level 400-an ribu bph atau 40% dari produksi nasional.

Sebagai orang dibidang perminyakan maka masalah lumpur di Sidoardjo sangat erat kaitannya dengan kegiatan pemboran di sumur Banjar Panji-1 (BP-1) oleh Lapindo yang bertindak sebagai penanggung jawab operasi. Cara penanganan masalah pemboran seperti; pada saat kehilangan lumpur (loss sirculation), prediksi akan terjadi loss pun sudah diketahui, adanya sumber tekanan yang lebih tinggi dari gradient tekanan normal pun telah diprediksi (dalam ilmu perminyakan gradient tekanan normal adalah 0.433 psi/foot), rencana pemasangan casing pada program yang tidak sesuai program, banyak kaidah-kaidah dasar dari pelaksanaan pemboran tidak dilakukan dengan benar. Bisa saja ini akibat dari cara manajemen yang kurang baik dalam berkomunikasi ataupun interest internal. Orang awam tentunya sangat terbatas dalam informasi hal-hal tersebut.
Teori – teori geologi diperlukan didunia perminyakan, namun orang awam perlu mengetahui bahwa teori itu baru dikatakan tepat bila ada pembuktian dengan aktifitas pemboran dan pencatatan – pencatatan mengenai sifat – sifat batuan (terhadap listrik, radioaktif, suara, porositas dll) tebal lapisan, kemampuan lapisan melalukan fluida, pengukuran tekanan, laju aliran, dll. Sebagai ilustrasi, pemboran sumur explorasi tentunya dibor karena mencari minyak atau/dan gas, cerita adanya hidrokarbon disitu datang dari mereka yang berprofesi sebagai geologist berdasarkan teori-teori migrasi, endapan dll, juga dari interpretasi rekaman seismik, apa ada isi hidrokarbon? perlu dibuktikan dengan pemboran. Dalam banyak hal interpretasi dan teori-teori yang digunakan tidak tepat, sukses rasio keberhasilan sumur eksplorasi 10- 35% Jadi cerita teori-teori geologi itu belum tentu benar. Janganlah teori-teori itu dipakai sebagai dasar pembenaran dari kegiatan pemboran perminyakan.
Laju aliran yang diketahui oleh kita semua dari mass media adalah sekitar 100 – 150 ribu meter kubik perhari, berapa besar itu? Volume itu kurang lebih sama dengan produksi minyak mentah seluruh Indonesia ~ 900 ribu barrel perhari, jika dibuang di Sidoardjo-Porong. Aliran ini bisa berhanti bila sumber tekanannya mengecil, ataupun fluida yang diangkat menjadi kental, lebih berat, membeku, atau friksi didalam lubang bertambah besar. Usaha menyumbat dari permukaan pada saluran yang ada sangat sulit karena fluida akan mengalir kebagian yang lebih lemah disekelilingnya. Diluar casing sumur BP-1 telah berkomunikasi dengan tekanan yang tinggi dari akibat saluran pemboran yang tidak dipasang casing.
Karena kita telah tau semua bagaimana dampak dari luapan lumpur yang begitu luar biasa mensengsarakan rakyat dan merosotnya pereokonomian masyarakat disekitar wilayah Jatim, maka sepatutnya Lapindo (Bakri Group), dan Pemerintah berusaha kuat mencari solusinya. Ajaklah komponen para ahli perminyakan, pemboran, geologi dunia secara independen mengevaluasi dan memberi solusi untuk mengatasi luapan lumpur.
Jangan lagi para pemimpin dari presiden sampai lurah , elit politik DPR pimpinan partai, penguasa negeri ini menikmati segala kekayaan, kekuasaan dengan cara memperbodoh bangsanya sendiri. Sangatlah tidak etis bagi para profesional kita bila kita hanya berdiam diri melihat kesengsaraan orang lain akibat ulah kita yang mengalihkan tanggung jawab dengan mengatakan ini akibat alam.
Pernyataan kata terakhir dari kalimat terakhir ini akan fatal bagi dunia perminyakan di Indonesia, masyarakat tidak mudah memberi ijin bila disekitarnya akan ada eksplorasi minyak dan gas. Sekali lagi ini karena kita suka sekali memperbodoh bangsa ini, karena kita tidak mau mengatakan yang sebenarnya. Tidak heran kalau bangsa ini terus menerus dilecehkan bangsa lain.
Masyarakat disekitar daerah operasi Lapindo tentu tau ada sumur-sumur minyak dan gas yang telah berproduksi, dan juga sumur-sumur lama yang pernah dibor dekat ke sumur BP-1 Sebenarnya bila pemerintah kita, dalam hal ini kewenangan menteri ESDM, dan Kepala BPMIGAS tentunya bisa meminta Operator perminyakan disekitar sumur BP-1 agar menggunakan sumurnya sebagai sumur pemantau (observasi). Perubahan tekanan pada beberapa lapisan yang dicurigai dapat melalukan fluida supaya dipantau. Dari pemantauan ini diharapkan akan timbul inovasi cara mengatasi aliran lumpur tersebut pada sumbernya. Data besar tekanan didalam bumi sangat bermanfaat untuk mengatasi permasalahan sumur. Biaya untuk memantau dari sumur-sumur disekitarnya tentu tidak semahal membuat sumur.
Sidoarjo- Untuk menjawab keraguan warga korban terdampak lumpur Sidoarjo terkait Relokasi belum tahunya bentuk dan tempat relokasi, MLJ (Minarak Lapindo Jaya) akan mengajak semua pihak mengobservasi ke daerah yang akan digunakan untuk Relokasi pada tanggal Dua Desember nanti
“ kita akan menyediakan bebrapa bus bagi siapa saja yang ingin melihat lokasi Kahuripan Nirwana Vilage (KNV),” terang Vice Presiden MLJ, Andi darusallam Tabusala, waktu lalu saat jumpa pers di Juanda, Sidoarjo.
KNV merupakan bentuk Relokasi yang ditawarkan oleh MLJ untuk warga terdampak lumpur namun tawaran ini bukan hanya untuk warga korban Lumpur namun bagi seluruh warga yang tertarik untuk menempati daerah ini.
“ kita seperti Developer lainnya, kita gunakan system jual beli, tapi warga korban lumpur diprioritaskan,” terang Andi.
Adanya tawaran ini memunculkan respon yang beragam dari warga seperti Asrori warga Kedung Bendo yang masih belum bisa menentukan setuju tidaknya relokasi karena belum mengetahui bentuk dan tempatnya.
“ jika cocok saya akan ambil,” terangnya. Terkait adanya Observasi Asrori sangat setuju dan antusias akan ikut Rombongan yang akan menuju ke Sukodono tersebut.
“ Meski bentuk belum ada yang penting tempatnya strategis nggak,” tambahnya.
Sedangkan Maket KNV yang nantinya digunakan untuk rumah contoh agar warga tahu bagaimana bentuknya akan di launching pada pertengahan Desember nanti.
BANYAK KECAMAN, CEMOOHAN, CACIAN DAN SEMUANE TAPI KITA HARUS BERSIKAP LEBIH DEWASA UNTUK MENCARI JALAN KELUARNYA, KITA JUGA HARUS MENGHARGAI SEMUA YANG TELAH BERUPAYA UNTUK MENANGGULANGI SEMBURAN LUMPUR, MEMANG DAMPAK YANG DITIMBULKAN SANGAT MEMPRIHATINKAN, TAPI APA KITA HANYA BISA MENCACI, MENCEMOOH, MENGECAM, SEHARUSNYA KITA JUGA HARUS IKUT PRIHATIN DENGAN SEGALA KEADAAN YANG ADA.
AMBILAH HIKMAH DARI SEMUA YANG TERJADI, KAMI PERCAYA DIBALIK ITU ADA HIKMAH YANG TERSEMBUNYI DARI KEKUASAAN TUHAN.
KAMI HANYA BISA IKUT PRIHATIN DAN BERDOA SEMOGA PENDERITAAN YANG DIALAMI OLEH SAUDARAKU SEGERA DAPAT DISELESAIKAN OLEH PIHAK-PIHAK YANG BERKOMPETEN, DAN DIBERIKAN KESABARAN DENGAN SEGALA KEKURANGANNYA.
LIHATLAH KEDEPAN SAUDARAKU, WALAUPUN DIRASA SANGAT MENYEDIHKAN AMIN

SEJARAH PERKEMBANGAN INDUSTRI MIGAS iNDONESIA


Minyak bumi mulai dikenal oleh bangsa Indonesia mulai abad pertengahan. Orang Aceh menggunakan minyak bumi untuk menyalakan bola api saat memerangi armada Portugis. Perkembangan migas secara modern di Indonesia dimulai saat dilakukan pengeboran pertama pada tahun 1871, yaitu di desa Maja, Majalengka, Jawa Barat, oleh pengusaha belanda bernama Jan Reerink. Akan tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkandan akhirnya ditutup.
Penemuan sumber minyak yang pertama di Indonesia terjadi pada tahun 1883 yaitu lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga Said di dekat Pangkalan Brandan oleh seorang Belanda bernama A.G. Zeijlker. Penemuan ini kemudian disusul oleh penemuan lain yaitu di Pangkalan Brandan dan Telaga Tunggal. Penemuan lapangan Telaga Said oleh Zeijlker menjadi modal pertama suatu perusahaan minyak yang kini dikenal sebagai Shell. Pada waktu yang bersamaan, juga ditemukan lapangan minyak Ledok di Cepu, Jawa Tengah, Minyak Hitam di dekat Muara Enim, Sumatera Selatan, dan Riam Kiwa di daerah Sanga-Sanga, Kalimantan.
Menjelang akhir abad ke 19 terdapat 18 prusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan perusahaan yang bernama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang kemudian dengan Shell Transport Trading Company melebur menjadi satu bernama The Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum Company. Pada tahun 1907 berdirilah Shell Group yang terdiri atas B.P.M., yaitu Bataafsche Petroleum Maatschappij dan Anglo Saxon. Pada waktu itu di Jawa timur juga terdapat suatu perusahaan yaitu Dordtsche Petroleum Maatschappij namun kemudian diambil alih oleh B.P.M.
Pada tahun 1912, perusahaan minyak Amerika mulai masuk ke Indonesia. Pertama kali dibentuk perusahaan N.V. Standard Vacuum Petroleum Maatschappij atau disingkat SVPM. Perusahaan ini mempunyai cabang di Sumatera Selatan dengan nama N.V.N.K.P.M (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij) yang sesudah perang kemerdekaan berubah menjadi P.T. Stanvac Indonesia. Perusahaan ini menemukan lapangan Pendopo pada tahun 1921 yang merupakan lapangan terbesar di Indonesia pada jaman itu.
Untuk menandingi perusahaan Amerika, pemerintah Belanda mendirikan perusahaan gabungan antara pemerintah dengan B.P.M. yaitu Nederlandsch Indische Aardolie Maatschappij. Dalam perkembangan berikutnya setelah perang dunia ke-2, perusahaan ini berubah menjadi P.T. Permindo dan pada tahun 1968 menjadi P.T. Pertamina.
Pada tahun 1920 masuk dua perusahaan Amerika baru yaitu Standard Oil of California dan Texaco. Kemudian, pada tahun 1930 dua perusahaan ini membentuk N.V.N.P.P.M (Nederlandsche Pasific Petroleum Mij) dan menjelma menjadi P.T. Caltex Pasific Indonesia, sekarang P.T. Chevron Pasific Indonesia. Perusahaan ini mengadakan eksplorasi besar-besaran di Sumatera bagian tengah dan pada tahun 1940 menemukan lapangan Sebangga disusul pada tahun berikutnya 1941 menemukan lapangan Duri. Di daerah konsesi perusahaan ini, pada tahun 1944 tentara Jepang menemukan lapangan raksasa Minas yang kemudian dibor kembali oleh Caltex pada tahun 1950.
Pada tahun 1935 untuk mengeksplorasi minyak bumi di daerah Irian Jaya dibentuk perusahaan gabungan antara B.P.M., N.P.P.M., dan N.K.P.M. yang bernama N.N.G.P.M. (Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij) dengan hak eksplorasi selama 25 tahun. Hasilnya pada tahun 1938 berhasil ditemukan lapangan minyak Klamono dan disusul dengan lapangan Wasian, Mogoi, dan Sele. Namun, karena hasilnya dianggap tidak berarti akhirnya diseraterimakan kepada perusahaan SPCO dan kemudian diambil alih oleh Pertamina tahun 1965.
Setelah perang kemerdekaan di era revolusi fisik tahun 1945-1950 terjadi pengambilalihan semua instalasi minyak oleh pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T. Minyak Nasional Rakyat yang pada tahun 1954 menjadi perusahaan Tambang Minyak Sumatera Utara. Pada tahun 1957 didirikan P.T. Permina oleh Kolonel Ibnu Sutowo yang kemudian menjadi P.N. Permina pada tahun 1960. Pada tahun 1959, N.I.A.M. menjelma menjadi P.T. Permindo yang kemudian pada tahun 1961 berubah lagi menjadi P.N. Pertamin. Pada waktu itu juga telah berdiri di Jawa Tengah dan Jawa Timur P.T.M.R.I (Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia) yang menjadi P.N. Permigan dan setelah tahun1965 diambil alih oleh P.N. Permina.
Pada tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapuskan diganti dengan sistem kontrak karya. Tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan kepada P.M. Permina. Tahun 1965 menjadi momen penting karena menjadi sejarah baru dalam perkembangan industri perminyakan Indonesia dengan dibelinya seluruh kekayaan B.P.M. – Shell Indonesia oleh P.N. Permina. Pada tahun itu diterapkan kontrak bagi hasil (production sharing) yang menyatakan bahwa seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah konsesi P.N. Permina dan P.N. Pertamin. Perusahaan asing hanya bisa bergerak sebagai kontraktor dengan hasil produksi minyak dibagikan bukan lagi membayar royalty.
Sejak tahun 1967 eksplorasi besar-besaran dilakukan baik di darat maupun di laut oleh P.N. Pertamin dan P.N. Permina bersama dengan kontraktor asing. Tahun 1968 P.N. Pertamin dan P.N. Permina digabung menjadi P.N. Pertamina dan menjadi satu-satunya perusahaan minyak nasional. Di tahun 1969 ditemukan lapangan minyak lepas pantai yang diberi nama lapangan Arjuna di dekat Pemanukan, Jabar. Tidak lama setelah itu ditemukan lapangan minyak Jatibarang oleh Pertamina. Kini perusahaan minyak kebanggaan kita ini tengah berbenah diri menuju perusahaan bertaraf internasional.

Wednesday, November 17, 2010

Teknik Perminyakan (Program Studi/Prodi)

Perkembangan ilmu dan teknologi perminyakan sangat luas dan masih berkembang pesat. Karena ilmu teknik perminyakan merupakan ilmu yang bersifat interdisiplin maka kepakaran/keahlian sumber daya manusia staf dosen masing-masing sangat spesifik dalam aspek pendalaman keilmuannya. Menjunjung tinggi nilai-nilai yang berlaku di masyarakat umum, masyarakat pendidikan dan masyarakat industri, yaitu : 1. Mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 2. Menjunjung standar etika dan sopan-santun yang paling tinggi, berdasarkan norma-norma keagamaan. 3. Memperlakukan civitas academica sebagai sumberdaya dan mitra yang paling berharga. 4. Menciptakan dan memelihara lingkungan pendidikan, penelitian, dan pelayanan masyarakat yang kondusif. 5. Mengembangkan dan memelihara kerjasama antar disiplin ilmu. 6. Menerapkan manajemen yang terbaik dalam segala kegiatan.

Teknik Perminyakan

Di dalam teknik perminyakan ada teknik reservoir, produksi dan pemboran. Teknik reservoir adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memprediksikan jumlah cadangan yang ada, karakteristik dari fluida di bawah permukaan tanah termasuk juga tekanan di formasi tersebut. Selanjutnya di teknik produksi dipelajari bagaimana cara memproduksi fluida tersebut supaya sampai di permukaan, termasuk teknologi-teknologi apa saja yang nantinya harus diterapkan ketika sumur sudah terbentuk. Nah setelah mengetahui titik lokasi yang akan dijadikan lubang sumur, masalah design dan pelaksanaan pemboran adalah bagian dari teknik pemboran.

Setelah sumur selesai dan siap diproduksikan, bidang teknik reservoir dan produksi untuk diperlukan untuk me-maintain sumur tersebut. Ada kalanya sumur yang sudah terproduksi perlu di perbaiki dengan melakukan kerja ulang. Di sini jugalah peran teknik pemboran atau secara spesifik workover/well service engineering diperlukan untuk melaksanakan pengontrolan sumur sehingga proses kerja ulang dapat dilaksanakan.

Thursday, November 4, 2010

Pertamina For Being The New Seven Sister? Impossible is Nothing dude..



Ada yang pernah denger apa itu seven sister? Atau malah ga tau, apa itu seven sister?

hmm.. Bagi rekans semuanya yang mau bekerja di Petroleum Industry, terutama rekans penulis sendiri yang belajar di Petroleum Engineering Department, harusnya mengerti apa itu seven sister? Bagaimana sejarahnya? Dan sekarang siapa saja calon The New Seven sister?

Menurut sejarahnya, The Seven Sister dari Industri Perminyakan dikenalkan pertamakali oleh pengusaha asal Italia, Enrico Mattei.

Enrico merujuk kepada 7 Perusahaan Minyak yang mendominasi Produksi, Pengolahan dan Distribusi Minyak pada pertengahan Abad 20.

Ke-tujuh Perusahaan Minyak tersebut terdiri dari 3 perusahaan Minyak yang merupakan pecahan dari Perusahaan Standard Oil, dan 4 perusahaan Minyak Utama lainnya.

Dengan menguasai produksi, pengolahan dan distribusi minyak mentah, ke-tujuh perusahaan tersebut sangat berhasil meraup untung yang besar ketika terjadinya peningkatan konsumi minyak dunia.

Barulah, ketika dunia Arab mulai mengambil alih kontrol, terutamanya melalui OPEC, maka pada dimulai pada awal 1960 dan akhirnya benar-benar menguasai pada tahun 1970, maka akhirnya pamor Seven Sister pun mulai menurun.

The Seven Sister Oil Company tersebut adalah:

1. Standard Oil of New Jersey (ESSO), yang kemudian merger dengan MOBIL menjadi EXXONMOBIL
2. Royal Ducth Shell
3. British Anglo-Persian Oil Company (APOC), yang kemudian menjadi BP, lalu BP AMOCO, tapi dikenal lebih sebagai BP
4. Standard Oil of New York (SOCONI), ini kemudian menjadi MOBIL, lalu menjadi EXXONMOBIL
5. Standard Oil of California, kemudian menjadi CHEVRON, dan gabung dnegan Texaco menjadi CHEVRONTEXACO.
6. GULF OIL
7. TEXACO

Seiring dengan mergernya beberapa perusahaan tersebut, akhirnya pada tahun 2005 yang tinggal bertahan dari “The Seven Sister” adalah:

1. ExxonMobil
2. Chevron
3. Shell
4. BP




Iya, mereka itulah The Seven Sister in Oil and Gas Industry yang terkenal.

Dan pada tanggal 11 Maret 2007, koran Financial Times menyebutkan bahwa saat ini telah lahir apa yang disebut dengan “The New Seven Sister”, yaitu:

1. SAUDI ARAMCO, SAUDI ARABIA
2. GAZPROM, RUSSIA
3. CNPC, CHINA
4. NIOC, IRAN
5. PDVSA, VENEZUELA
6. PETROBRAS, BRAZIL
7. PETRONAS, MALAYSIA

Amat sangat miris melihat salah satu perusahaan yang ditulis disitu dulunya belajar banyak dari kita, sekarang menjadi salah satu the new seven sisters, benar benar istilah guru kencing berdiri dan murid kencing pun bisa sambil berlari.

Kembali ke topic, Disini saya akan mencoba untuk menulis berdasar kaca mata saya sebagai seorang mahasiswa teknik perminyakan dan sebagai warga bangsa Indonesia.

Pertamina merupakan perusahaan yang besar di Indonesia, dulu sebelum bpmigas berjalan sebagai police government di Oil and Gas, Pertamina adalah raja di Industri Perminyakan di Indonesia, monopoli dimana mana dan banyak kekurangan disana sini.

Saat ini, dengan mengusung tema sebagai "World Class Company", Pertamina berusaha menunjukkan komitmennya untuk dapat bersaing dengan KKKS lain yang ada di Indonesia, mulai mencoba meng akuisisi beberapa lapangan lapangan yang sebelumnya di kuasai oleh KKKS dan mencoba men-develop-nya agar jauh lebih baik.

Pertamina merencanakan mengakuisisi lapangan minyak di beberapa negara seperti Irak, Libya, dan Angola untuk meluaskan jaringannya melalui Pertamina Hulu Energy (PHE), Pertamina juga mengakuisisi beberapa lapangan yang ada di Indonesia seperti PHE ONWJ yang dulunya merupakan lapangan BP ONWJ. Pertamina juga mengakuisisi saham PT Medco Energi Internasional Tbk, lewat pembelian sebagian saham Encore Energy Pte Ltd (EEPL) yang dimiliki oleh Encore International Ltd (EIL), dan masih banyak lagi.

Bahkan, menurut rencana, mengenai penghapusan sistem kontrak JOB, yang itu menurut penulis, juga bisa dijadikan sebagai acuan nantinya, apabila PHE ingin mengambil penuh semua lapangan JOB yang ada di Indonesia, yang kira kira kalau didata ada sekitar 35 an lapangan berstatus JOB.

Ada beberapa anggapan, bahwa tidak bijaksana apabila Pertamina hanya mampu mengakuisisi perusahaan yang sudah ada, kalo ingin menjadi Perusahaan Besar, Pertamina harus berani memulai sesuatu dari nol, harus mencoba berani memulai eksplorasi dari awal lagi. tapi, itu hanya pendapat, tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Menurut penulis sendiri, Pertamina melakukan akuisisi tidak sembarang akuisisi, pernah penulis berdisuksi dengan salah satu VP bpmigas, salah satu alasan dari akusisi akuisisi itu, yang mereka kejar bukan hanya lapangannya,
tapi Sumber daya manusianya.
Pertamina butuh banyak penyegaran di sektor SDA, contohnya dalam akuisisi PHE ONWJ, mereka tidak hanya ambil alih lapangan akan tetapi mengambil semua aset beserta employee nya. nantinya, setelah mendapatkan SDA yang handal, baru berani memulai lagi nol seperti yang dibiccarakan, istilahnya, mengasah kampak dulu baru motong pohon.
saya kira itu tujuan utama Pertamina. Kembali lagi ini masalah subjektifitas personal terhadap suatu permasalahan.

Yaah, apabila itu semua berhasil dilakukan, mimpi Pertamina untuk menjadi salah satu World Class Company, bahkan the new seven sister dan mengalahkan perusahaan tetangga rumah bakal tercapai. Amin.


Muhammad Afif Ikhsani